Sunday, March 22, 2015

Latah Bahas Dijah


Saya akhirnya ikutan bahas buku karya Dijah Yellow nih. Dijah yang punya nama asli Hodijah ini awalnya terkenal melalui akun instagramnya. Foto-foto Hodijah dengan baju-baju kuningnya inilah yang jadi awalan Hodijah menjadi bahan pembicaraan hingga olok-olokan. Hodijah di anggap kelewat alay dalam gaya foto dan berbusana apalagi dengan wajahnya yang bisa di bilang memang ndak terlalu cantik.
Awalnya sih, saya kenal si Hodijah ini dari sepupu saya yang sekarang kelas sembilan. Bulan puasa tahun lalu, dia cerita soal Hodijah yang masuk acara tivi. “Itu loh… si Dijah Yellow yang suka pakai baju warna kuning,” itulah penjelasan singkat dari sepupu saya ketika saya tanya kenapa Hodijah mendadak beken dan bolak balik muncul di tivi. Dari cerita sepupu saya itulah, saya mulai membuka gugel untuk mencari foto-foto Hodijah. Dan… oh baiklah, dia cuma perempuan muda yang aktualisasi diri dengan kostum kuning dan gaya fotonya itu kok. Setelah beberapa kali saya menemukan foto-foto Hodijah dari gugel, saya akhirnya lupa dengan fenomena Hodijah.
Saya mulai ingat kembali dengan Hodijah ketika teman-teman yang katanya penulis mulai berbagi tautan mengenai buku Hodijah dan tulisan CEO Diva Press yang intinya mengulas buku Hodijah sebagai satu bentuk karya yang tidak perlu terlalu di hujat. Karya Hodijah dianggap sebagi pendobrak kaidah EYD selama ini. Dalam ulasan tersebut, di pakai juga kata-kata semacam hiperrealitas sebagai salah satu gambaran dari naskah yang di tulis oleh Hodijah. Saya ndak paham juga sih dengan istilah tersebut. Hodijah barangkali lebih paham makna dari istilah tersebut, makanya dia bisa menulis naskah yang salah satunya di gambarkan dengan kata hipperrealistas.
Saya pun akhirnya mendownload sample buku Hodijah dari nulisbuku.com. nulisbuku.com adalah penerbit online yang meluncurkan buku Hodijah. Buku Hodijah dijual seharga 145.000 dan sialnya itu seharga buku The Process Of Parenting tulisan Jane Brooks yang saya beli dari toko buku Togamas tahun lalu. Hahaa.. Jane Brooks setara Hodijah niyeee harga bukunya.
Memang komentar teman-teman benar soal buku Hodijah. Buku yang berjudul Rembulan Love ini di terbitkan tanpa proses editing. Salah seorang teman bahkan ada yang menyatakan sikap kontra terhadap buku Hodijah. Padahal, dia sendiri juga tipe penulis yang pro dengan maunya pasar dengan menulis naskah-naskah berbau korea. Hei? Apa bedanya dengan buku Hodijah yang mengandalkan sensasi terkini dan mau pasar yang cenderung ingin tulisan-tulisan ringan dan menghibur?
Barangkali, teman saya itu merasa sudah lebih bekerja keras dan bisa menulis jauh lebih baik ketimbang Hodijah. Jadi, dia merasa terluka dengan kenyataan Hodijah yang bukunya mendadak jadi buah bibir dengan kemampuannya yang dianggap cuma segitu.
Terlepas pro dan kontra yang terjadi, saya sendiri menikmati buku bikinan Hodijah, meski cukup melelahkan membaca tulisannya yang tidak lebih rapi ketimbang tulisan saya yang tergolong juga masih berantakan dalam memenuhi kaidah EYD.
Hodijah menulis dengan ekspresi sehari-hari yang cukup membuat saya tertawa. Emoticon senyum yang di sisipkan dalam tulisannya melalui rangkaian tanda baca seperti: ^_^ juga cukup membuat geli. Ini semacam mengintip kemudian membaca buku diary seseorang. Yah, anggap saja begitu biar alis mata kalian yang membaca buku Hodijah tidak perlu mengerut tegang.
Dengan harga segitu, saya sendiri ogah untuk beli buku Hodijah. Saya tidak pro dan tidak juga kontra. Saya anggap semua ini sebagai pembelajaran dimana insting bisnis orang-orang yang menggosok Hodijah untuk menelurkan buku luar biasa tajam ternyata. Beragam sensasi di sajikan mulai dari pemilihan penulis, yaitu Hodijah hingga sajian tulisan itu sendiri. Semakin banyak pro dan kontra, semakin buku Hodijah ramai di bicarakan.
Hodijah juga menulis dalam akun twitternya bahwa buku setebal 200 halaman itu hanya dia selesaikan dalam waktu sembilan atau sepuluh hari. Saya bahkan sampai berpikir, apa Hodijah memakai jasa ghost writer ya? Ah… tapi lupakan saja. Toh, buku Hodijah ini kemungkinan memang di luncurkan untuk menimbulkan keresahan dan mengeruk keuntungan secepatnya oleh para pebisnis di balik buku tersebut. Fenomena buku Hodijah ini bakal hilang dengan sendirinya ketika orang-orang yang merasa kontra tidak getol mengumumkan sikap kontranya masing-masing.
Semakin banyak orang latah bahas Hodijah, semakin beken Hodijah dan segala sensasinya. Wah, ini saya juga latah bahas Hodijah. Bolehlah Hodijah matur terimakasih pada saya yang latah bahas dia. Semoga karena tulisan saya ini, Hodijah terbantu jadi makin beken… aku mumumu sama kamu Dijah. Terus hibur kami dengan sensasi dan karya-karyamu selanjutnya. Menghibur orang juga perbuatan baik kan?

1 comment:

bradleykuper said...

Hey Kak, excuse me, I would really appreciate if u let me know wdyt bout' this one :

http://bradleykuper.blogspot.co.id/2016/12/monyet-itu-beranjak-dewasa.html

Feel free to comment Kaa, and i'm open for critics :)