Thursday, November 1, 2018

Mahfud Ikhwan, Si Kambing dan Hujan yang Gila Bola



Jepreted by: #AnomaliKreate

Minggu, (05/08/2018). Dilandasi kegelisahan atas tulisan-tulisan seputar sepak bola di Indonesia yang tidak variatif, penulis Kambing dan Hujan yang merupakan pemenang lomba novel DKJT 2014, Mahfud Ikhwan menelurkan sebuah buku berjudul Dari Kekalahan ke Kematian; Keluhan, Makian, Ratapan Alih-alih Catatan Seorang Pecinta Sepakbola Indonesia yang Putus Asa. Melalui bedah buku yang diselenggarakan di Gazebo Literasi, Dau, Kota Malang bersama komunitas Pelangi Sastra Malang, Mahfud berbagi proses kreatifnya menulis soal bola.
“Tulisan soal bola di Indonesia tidak berkembang. Para penulis bola menulis kosakata yang yang sudah ada sampai sekarang. Sebagian diadopsi cara menulis bola di Eropa. Kosakata mereka (Eropa) dipengaruhi oleh perang. Kita pakai bambu runcing (ketika perang) kok bilang amunisi (ketika menulis bola)…” ucap Mahfud Ikhwan mengawali kegelisahanya.
Bersama Muhammad Ilham, yang merupakan seorang jurnalis bola sebagai pembedah, acara berlangsung pukul 16.30 hingga 18.30. Baik Mahfud maupun Ilham, memiliki kegelisahan serupa mengenai tulisan bola di Indonesia, salah satunya adalah persoalan gaya menulis Emha Ainun Najib dan Sindhunata. Gaya menulis mereka yang kontlempatif, kerap ditiru para penulis lain yang sesungguhnya tidak terlalu kontlempatif dan sekadar meniru. Gaya menulis ini biasanya menghubungkan bola dengan nilai moral dan perenungan.
“Orang-orang yang masih tertarik dengan sepak bola Indonesia, biasanya ada dua jenis; mereka yang sadomasokis atau mereka yang menunda putus asa. Saya tidak tahu, Mahfud ini masuk yang mana.” Ujar Muhammad Ilham disusul tawa.
Berbeda dengan tulisan-tulisan bola yang pernah ada, Mahfud Ikhwan menyajikan pendekatan personal sengan subjek ‘aku’ dalam setiap tulisannya. Kenangan-kenangan masa kecilnya pun, tidak luput menjadi bahasan yang tentu masih berhubungan dengan bola. Sebagian besar tulisan-tulisan tersebut pernah diterbitkan di blog pribadinya, http://belakanggawang.blogspot.co.id. Tidak hanya orang-orang yang mengerti bola, bahkan awam pun bisa menikmati sajian tulisan dalam buku tersebut, berkat pendekatan unik yang dilakukan Mahfud.
“Saya menjaga diri menjadi amatir dan bawa perasaan ketika menulis sepak bola. Semangat amatirisme ini seperti sepak bola inggris. Saya mendekatkan diri pada objek dengan (subjek) ‘aku’. Bola tidak semata skor atau hasil pertandingan. Bangku cadangan dan bahkan tribun penonton pun menarik (untuk dibahas).” Pungkas Mahfud di akhir diskusi.