Nadiya
pindah ke SD tempat saya sekolah saat kelas dua. Hingga kelas enam, saya hanya
setinggi kupingnya. Dia berkulit putih, bertubuh besar dan berwajah
menggemaskan, kata mama saya. Saya meniru cara menulis huruf I dalam bentuk
latin, juga dari Nadiya, saat kelas dua. Tentu tanpa ijin, saya meliriknya
diam-diam karena tidak tahu bagaimana cara bertanya.
Tidak
seperti teman-teman perempuan yang lain, Nadiya tidak memiliki golongan
tertentu di sekolah hingga lulus. Saya mengenang dia sebagai siswi paling
netral dan berkarakter paling kuat, selain juga punya otak jenius. Dulu, di
sekolah memang ada gap antara anak panti dan luar panti. Anak-anak luar panti
pun masih lagi terbagi jadi beberapa gap, sesuai kapasitas rangking di kelas
dan strata ekonomi.
Meski
begitu, teman-teman tidak jarang membicarakan sikap Nadiya yang meledak-ledak
dan kasar. Namun, saya justru nyaman berada di dekat Nadiya. Menurut saya, dia
jujur dan sebenarnya sangat lembut. Saya ingat, bagaimana dia minta maaf pada
saya yang hanya diam, saat dia tidak sengaja membentak saya, padahal sebenarnya
dia sedang sebal pada teman lain. Saya juga ingat bagaimana dia berusaha menerangkan
materi pelajaran matematika pada saya saat kelas empat, sejelas yang dia mampu,
meski saya tidak juga kunjung mengerti.
Saya
terkenal tidak terlalu baik dalam gerak fisik. Hampir setiap permainan, saya
selalu jadi si pengejar, itu pun saya tidak juga bisa mengejar teman-teman yang
lain, hingga sepanjang permainan saya lah yang terus jadi pengejar. Bagi
teman-teman yang lain, hal semacam ini tidak jadi masalah dan tetap
menyenangkan meski saya sesungguhnya lelah. Namun, suatu hari Nadiya mengambil
inisiatif untuk menggantikan saya.
“Aku
pupuk bawang, Poppy!” Teriaknya sambil berlari, mengambil alih tempat saya.
Kami
akhirnya bertukar tempat. Pupuk bawang adalah istilah ketika peserta permainan,
bertukar tempat dengan si pengejar. Nadiya tidak mengatakan apa-apa setelahnya,
dia justru dengan ceria berlagak seperti buaya sambil berusaha mengejar
teman-teman yang lain. Saya ingin berterimakasih saat itu juga, tapi saya tidak
mengerti bagaimana caranya...
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah merekam jejakmu!