Sumber: Gugel |
Saya menemukan tulisan
berjudul Matematika Sederhana “Writerpereneur” dalam website FAM Indonesia.
Tulisan tersbut, menurut keterangan, sempat dimuat di Pikiran Rakyat 2012 dan
juga ditulis di blog http://ranting-basah.blogspot.com/2012/09/matematika-sederhana-writerpreneur.html. Tulisan tersebut, tentu
tidak salah. Rumusan yang digambarkan di dalam sana, memang sangat masuk akal. Dalam
tulisan tersebut, dijabarkan bagaimana cara menghitung kertas kosong yang bisa
dijadikan berlembar-lembar uang.
Namun, tulisan tersebut
justru mengingatkan saya pada tulisan Bang Syaiha. Penulis tersebut,
menerbitkan novelnya pada jalur indie. Dalam blognya, Bang Syaiha pernah
menulis sebuah artikel berjudul, Nulis Buku itu Mudah, Ngejualnya yang Susah.
Dalam tulisannya, Bang
Syaiha menuliskan bahwa orang-orang yang telah memiliki nama, tentu lebih mudah
menjual bukunya. Tapi hei… siapa kamu yang PD sekali asal cetak dan terbitkan
buku? Apa jaminan orang akan tertarik pada bukumu dan rela mengeluarkan uang
untukmu yang nama apalagi karyanya belum dikenal. Orang tentu akan berpikir-pikir,
mereka akan takut rugi, mengeluarkan uang lalu kecewa pada kualitas tulisanmu
yang belum tentu. Hal ini yang saya tangkap dari tulisan Bang Syaiha.
Jika kamu membaca
tulisan soal Matematika Sederhana “Writerpreneur”, agaknya kamu juga wajib
membaca Menulis Buku itu Mudah, Ngejualnya yang Susah. Dengan demikian, kamu
bisa bijak bertindak. Kenalkan karyamu, apabila jalur indie pilihanmu. Setelah
karyamu punya pasar yang kamu bentuk sendiri, baru cetak bukumu. Ini tentu beda
ketika bukumu terbit mayor. Namamu yang belum beken itu bisa numpang tenar di
penerbit mayor. Orang kemungkinan tidak takut kecewa, karena mengetahui proses
perapihan naskah dan seleksi di dalam penerbit mayor.
Semua jalur penerbitan,
tentu memiliki kesulitan masing-masing, baik dari segi pemasaran atau tulisanmu
yang mesti dirapikan agar sesuai pasar.
Jadi, mana jalur
pilihanmu?
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah merekam jejakmu!