“Mbak… dulu samean berpacaran. Mengapa
sekarang menghakimi mereka yang pacaran? Mengapa sekarang tidak menyimpan
ketaatanmu dalam hati saja?”
“Ini sama dengan kamu yang promo terus
tulisanmu, meski orang nggak paham duniamu. Orang bisa menganggap kamu sombong
juga dengan itu. Yang tahu niat itu, hanya diri kita masing-masing.”
Maka, saya diam. Saya nggak berharap
mbak ini ngeh beda barang dagangan dengan iman. Kwkw…
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah merekam jejakmu!