“Aku
udah pecah sama si nona Waham sejak praktek kerja kelas 11, Pop. Dia itu… kalau
ngomong berubah-ubah sukanya,” Sambut Rindu, ketika saya mulai cerita soal keganjilan
nona Waham.
Ternyata, bukan saya satu-satunya orang yang pernah disakiti nona Waham tanpa sebab. Si
tomboi Rindu pun pernah disakiti. Ceritanya, waktu praktek kerja di SMK, Rindu dianggap sering ngobrol dengan Shikamaru oleh nona Waham. Menurut versi Rindu,
dirinya ngobrol dengan Shikamaru hanya perkara guiding sesuai jurusan mereka di
SMK, anime dan pernah Shikamaru bertanya soal perjalanannya ke Bromo. Satu
lagi, Shikamaru itu sahabat kental saya yang punya banyak sekali teman
perempuan. Saat itu, saya, Rindu dan nona Waham satu sekolah tapi beda jurusan. Sedang Shikamaru,
sekolah di tempat yang berbeda, namun satu jurusan dengan Rindu dan nona Waham.
Barulah
setelah Rindu, saya mulai berurusan dengan nona Waham. Perempuan cantik dan
cerdas itu awalnya asyik diajak mengobrol. Namun, lama-lama saya mulai merasa
ganjil. Seperti ada rasa cemburu dalam pesan-pesan singkat yang dia kirim. Mengagetkan
ketika nona Waham memamerkan lirik lagu One Thousand Word pada saya, dia katakan
itu dari Shikamaru. Wah… saya diam saja waktu itu. Saya hanya sekadar mengiyakan.
Padahal, saya sebenarnya tahu, Shikamaru juga mengirimkan lirik soundtrack game
itu pada saya dan banyak orang. Itu memang hobinya Shikamaru, mengirim secara
broadcast apapun yang sedang dia suka pada banyak kontak.
“Nona
Waham jelekin kamu parah dulu. Katanya, kamu pura-pura sahabatan aja sama
Shikamaru, aslinya kamu suka Shikamaru katanya,” Masih Rindu yang bicara.
Ya…
nona Waham juga menceritakan keburukan Rindu di depan saya. Saat SMK, saya
sering membaca status melantur nona Waham soal saya juga. Banyak orang tahu,
nona Waham sangat menyukai Shikamaru. Di lain sisi, nona waham yang
berpenampilan agamis dan kalem mengukuhkan diri sebagai seorang yang membatasi
diri dalam pergaulan dengan lelaki, saat itu. Sedang di sisi lainnya lagi, dia sendiri
yang membuat banyak orang tahu soal perasaannya pada Shikamaru.
“Dulu,
gara-gara aku ngobrol sama Shikamaru, si nona Waham jelekin aku kemana-mana,
Pop. Aku sampai didiemin segala. Dia berhenti, waktu tahu ternyata Shikamaru
dekatnya sama kamu. Dia mulai cerita soal kamu ke aku tapi aku diemin.” Rindu melanjutkan.
Dan
nona Waham pernah tiba-tiba mohon maaf pada saya sekitar tahun 2013 atau 2014.
Dia mohon maaf dan ijin meremove saya supaya lupa kenangan, yang katanya
memalukan soal perasaannya yang bertepuk sebelah tangan dengan Shikamaru dan
juga bagaimana dia dulu mencemburui saya.
Barangkali
2015, nona Waham muncul kembali via WA dan add FB saya kembali. Kaget juga dia
masih menyimpan nomor saya. Sejujurnya, saya kurang nyaman dengan dia yang sibuk
menceritakan dirinya melalui WA. Saya tidak bisa bedakan itu fantasi atau nyata
dan tidak ingin lagi terlibat. Nona Waham juga senang bercerita soal
kakak-kakak himpunan jurusan yang katanya banyak menyukai dia, namun karena
dirinya berprinsip teguh, banyak dari mereka yang menyerah.
Saya
sering menawarinya ajakan bertemu, bahkan sejak 2013 hingga tahun ini. Namun,
dia selalu mengelak. Hingga kemudian, saya sengaja mengonfrontasi nona Waham
dengan artikel-artikel yang saya tahu beda jauh dengan pemikirannya.
Setelahnya, dia baru berhenti mengirim WA pada saya.
Shikamaru
sebenarnya menyukai gadis lain yang satu sekolah dengannya, namanya Belle. Kami
biasa saling cerita ketika menyukai lawan jenis.
“Nona
waham pasti merasa malu banget pas tahu kenyataan soal Belle dan kamu, Pop…”
Pungkas Rindu.
Dan
nona Waham yang sekarang beda dengan yang dulu. Dia yang sekarang menyetujui
hubungan berpacaran yang dulu, dia gadang-gadang tidak bakal dia lakukan. Namun,
soal penampilannya yang kalem dan agamis, dia tetap sama. Satu lagi, tahun ini
nona Waham menuduh melalui teman saya, Raihan, jika saya dan Raihan
membicarakannya di belakang.
Saya
jadi ingat bagaimana Shikamaru menanggapi datar soal permintaan maaf nona Waham,”Kamu
percaya emangnya sama anak itu? Duh… anak itu ya begitu.”
Usut
punya usut, Raihan dan satu teman lelakinya, awalnya simpatik pada nona Waham.
Akhirnya, teman Raihan yang maju mendekati nona Waham, sedang Raihan mengalah.
Lucunya, nona Waham justru ingin tahu sekali hubungan Raihan dengan mantannya.
Nona Waham bahkan memengaruhi mantan Raihan agar tidak mau balikan dengan
Raihan. Berbarengan dengan itu, nona Waham menghancurkan karakter Raihan di depan
banyak orang. Ini persis seperti kasus saya, Shikamaru dan Rindu. Pada akhirnya,
nona Waham memang menghancurkan karakter Shikamaru, orang yang jadi dambaannya
dulu. Awal dari Shikamaru yang mulai merasa ganjil dengan nona Waham, memang
dari status-status FB dan cerita perempuan itu sendiri, soal hal yang tidak
pernah dilakukan Shikamaru pada banyak orang.
Salah seorang teman, menyarakan saya menjauhi nona Waham. Menurutnya, si
nona Waham seterusnya akan curhat ke semua orang dengan jalur playing victim.
Sedang teman salah seorang senior, menjuluki nona Waham sebagai psikopat.
“Nona
Waham dulu nggak punya teman, Pop. Di kelas aja cuma si X sama si Y…” aku Rindu.
“Nona
Waham temannya itu-itu saja sih selama ini, Pop. Di jurusan cuma dua…” aku
Raihan, yang memang adik tingkatnya sejurusan di kampus.
“Mendingan
gitu, emang di dunia banyak yang jahat…” aku nona Waham.
Agaknya,
nona Waham seterusnya akan menemui jalannya yang sunyi. Atau barangkali, dia
akan berhenti menyakiti setelah menemukan kasih yang dia impikan?
Bonus nih… ini waktu saya protes ke si nona
Waham soal saya, yang katanya ngomongin dia bareng Raihan. Duh, saya bukan penyabar sih ya? Sampai saya tega loh, ngomong
blak-blakan ke dia kalau dia itu butuh terapi. Selain melantur soal banyak
orang di dunia ini jahat, nona Waham juga banyak catut nama yang katanya buruk.
Saya lelah ngeblur nama-namanya untuk jaga perasaan, jadi mending saya simpan
dulu.
Terus
yang ini soal Raihan dan masalahnya…
Kalau
yang ini, soal Rindu dan masalahnya…
Nah,
kalau soal saya dan Shikamaru yang dulu-dulu itu udah lewat banget. Udah ngakak
kami kalau ingat kasus nona Waham yang dulu itu. Tapi, ada nih beberapa status
nona Waham dalam versinya dari kiriman FBnya jaman SMK. Kalau boleh baper, nona
merah yang dimaksud itu saya sih, barangkali. Sayangnya, waham dia yang lain
soal Shikamaru sudah hilang dari FBnya dan belum sempat terdokumentasikan. Ia juga pernah bikin status, Shikamaru akhi-akhi gadungan setelah tahu keberadaan Belle. Padahal, Shikamaru sendiri tidak pernah deklarasi sebagai laki-laki alim di media sosial, layaknya yang dilakukan nona Waham. Hubungannya dengan Belle pun juga bukan pacaran, meski dengan posisi saling suka. Yang
tersisa di sini, pernyataan cintanya pada Shikamaru yang disebutnya Mr.
(Sensor).
Nona Merah yang dimaksud itu sepertinya sih saya. Apa karena waktu SMK sempat sering pakai bado merah ya? |
Dia sebut inisial asli Shikamaru tapi saya blur. |
Sekali lagi, dia sebut inisial asli Shikamaru. |
Nona Waham dulu getol publikasi, kalau dirinya anti pacaran (1) |
Nona Waham dulu getol publikasi, kalau dirinya anti pacaran (2) |
Status yang atas itu setelah dia minta maaf dan yang bawah itu, lagi-lagi soal prinsipnya. |
Anti pacaran 1 |
Anti pacaran 2 |
Anti pacaran 3 |
Entah
sudah…
Catatan: delusi merasa dicintai yang dialami Nona Waham, secara khusus disebut erotomania. Erotomania adalah salah satu jenis delusi dan seseorang bisa mengalami lebih dari satu jenis delusi. Nona Waham, termasuk yang memiliki lebih dari satu jenis delusi. Namun terlalu berjejalan apabila saya ceritakan dalam satu tulisan ini.
Catatan: delusi merasa dicintai yang dialami Nona Waham, secara khusus disebut erotomania. Erotomania adalah salah satu jenis delusi dan seseorang bisa mengalami lebih dari satu jenis delusi. Nona Waham, termasuk yang memiliki lebih dari satu jenis delusi. Namun terlalu berjejalan apabila saya ceritakan dalam satu tulisan ini.
Diagnosa klinis lebih dianjurkan pada profesional. Tulisan ini tidak dapat dijadikan patokan.
Trenyuh aku mbak pop. Sekaligus wedi. Jangan jangan aku koyo "nona waham".aku ga pengen kiyo nona waham mbak pop
ReplyDeleteSakno jane memang, Kha. Semakin orang-orang pergi, si nona ini makin yakin lek oang-orang itu memang sepakat menyakiti dirinya. Aku juga wis berkali bilang dia itu cantik, cerdas, keren, berbakat. Tapi aku sendiri nggak tahan menghadapi wahamnya... padal sebenernya, cara terbaik membantu orang dengan delusi itu, dengan cara mengajak dia mendeteksi potensi nyata dalam dirinya.
ReplyDeleteAku yakin, nona itu akan baca ini postingan entah kapan. Moga dia terketuk. Lek dirimu aman, Kha... nggak ada bibit delusi dalam dirimu. tenang saja... cirinya, kamu sadar dan takut jadi seperti itu. Itu sudah ciri dirimu aman justru.
Amin mbak pop. Mudah mudahan saja
ReplyDeleteSi nona ini pinter ya mbak
ReplyDeleteYups... Makanya jago memanipulasi dia...
Deletei end up thereeeee
ReplyDelete