Buku-buku
agama saat Sekolah Dasar, membikin saya mulai bertanya-tanya. Buku-buku itu
menjelaskan bagaimana komet jadi salah satu bukti, bahwa Tuhan itu ada. Sedang
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, mengatakan bahwa komet adalah kumpulan
partikel debu, yang panjang ekornya tergantung dari seberapa jauh atau dekat dia
dengan matahari.
Kami
tidak pernah diajak berpraktik, bahwa dalam kitab suci, Tuhan menganjurkan
umatnya untuk membaca dan meneliti. Dan bagaimana buku agama dan IPA bisa kami
hubungkan dengan manis. Kami hanya hapal bahwa dalam ayat sekian, perintahanya
begini dan begitu. Hapalan kami lakukan, karena guru mengetes kami satu per
satu. Kami takut dihukum…
Ayah, Tuhan itu lelaki atau
perempuan?
Mbak Zizi, lelaki dan perempuan itu
beda agama. Lalu, mereka menikah. Apa itu boleh?
Pak Muchsin Zain, bilang,”Jangan
terima agama dengan dogmatis. Namun, ada kalanya pada hal tertentu, kita mesti
menerima penuh suatu dalil tanpa alasan, karena manusia sudah tidak bisa
menjangkaunya yang disebut…”
Saya merasa damai saat membaca doa
lintas agama. Apa damai itu salah?
Apapun
dirimu, theis, atheis atau agnostik. Kamu adalah manusia...
Saya
mencintai kamu, moga kamu juga mencintai saya...
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah merekam jejakmu!