Sumber: Gugel |
Sang bikkhuni tersenyum adem melihatnya keluar dari dalam keran. Seorang pengunjung memasukkan ia berserta teman-temannya ke dalam botol. Lantas buru-buru si pengunjung meneguk air dalam botol itu.
“Ini sudah jalanmu...” bisik sang bikkhuni sebelum ia benar-benar hilang dalam kerongkongan si pengunjung.
Sebelum tiba di tempat itu, ia mengalami perjalanan bawah tanah yang sangat panjang dan gelap gulita. Hingga kemudian masuk dalam pipa-pipa dan mendengar doa saban hari dipanjatkan para bikkhu dan umat di dalam vihara. Demikian membuat kristal dalam tubuhnya semakin benderang. Ia melihat teman-temannya mengalir menuju keran dan botol-botol kemudian. Seorang bikkhu mengatakan, mereka para air memiliki tugas terhormat, menyembuhkan makhluk hidup. Maka sungguh dinantinya masa-masa untuk bebas dari antrean dan meluncur keluar keran.
Hari itu pun tiba dan ketika pada akhirnya ia meluncur ke dalam kerongkongan si pengunjung, dilihatnya tali-tali hitam melilit sepanjang darah dan nadi perempuan itu. Ia kemudian berpendar menjadi cahaya yang kecil-kecil, meluruhkan tali-tali itu dengan menabrakkan diri.
Sebentar kemudian, si pengunjung muntah hebat dan sang bikkhuni berkata,”Nggak apa-apa, Mbak. Itu penyakitnya keluar. Air sucinya gratis dan boleh diambil siapa saja kok. Kalau butuh, mbaknya boleh ambil lagi.”
Sedikit mengerutkan kepala. nggak paham.
ReplyDeletePaham atau nggak paham, adalah tanda kamu sudah baca beneran tulisan ini. Terimakasih ya ((: saya kunjungi balik.
DeleteMerinding, Pop. Ketepakan pisan aku lagi moco2 juga soal tulisane Ajahn Brahm. Tapi aku ndak ngerti bedane Biksu dengan Bikkhuni ? Haha
ReplyDeleteAku jadi ingat, aku belum kesampean ambil air suci di vihara. Soalnya kita ngga bawa botol hiks :(
ReplyDelete