Oleh- oleh dari makam seorang penggede..
Liburan semester 2..
Berguling aku di lantai hingga air mataku mengalir saking kerasanya aku terbahak. Sayang sungguh mereka tidak dengar bahana tawaku, kalaupun mereka sanggup dengar, pastilah robek gendang telinga mereka sedari awal.
Makin banyak mereka yang lalu lalang
disini, makin banyak laku mereka yang aku rekam. Lebih cepat lagi tubuhku
berguling, lebih banyak lagi air mata yang mengalir di pipi akibat tawaku yang
kian kuat.
Mereka..
Mereka..
Hahahahahaah!
Sungguh lucu laku mereka!
***
Kilat kamera berulangkali menusuki mata
mereka yang ada di sekitaran nisan. Sekalipun berulang mata mereka tertusuk
kilat kamera, mereka terus berebut memeluk nisan sambil menyembul gigi berharap
wajah dan tubuh mereka tersambar kilat kamera seutuhnya dengan rasa bangga.
Mereka..
Mereka..
Hahahahahaah!
Sungguh lucu laku mereka!
***
Seorang perempuan usia lima puluhan dengan
bedak sangat tebal membisikkan sesuatu di kuping perempuan muda berambut
panjang yang ada di sampaing kiri tubuhnya. Perempuan muda itu mengangguk pelan
dengan tatapan waspada. Bola matanya bergulir ke kiri dan ke kanan, tangan
kirinya mengambil sebuah kantong plastik kecil warna hitam di dalam tas kecil
bertahta mutiara imitasi kemudian tangan kanannya buru- buru mengambil beberapa
kembang di tanah kuburan.
Mereka..
Mereka..
Hahahahahaah!
Sungguh lucu laku mereka!
***
Asma Tuhan ramai mereka sebut, asma nabi ramai
mereka sebut. Mereka yang pakai jubah putih- putih, kerudung rapat, bibir
hikmat. Tujuan ada di kepala, mengambang mereka sebut asma Tuhan. Bola mata
mereka merapat pada nisan, dalam kepala dan hati ada bayangan si penghuni
gundukan tanah yang di tancapi nisan itu semasa hidup. Hingga di akhir doa- doa
mereka, bayangan si penghuni gundukan tanah yang di tancapi nisan itulah yang
bikin mereka yakin doa mereka bakal di ijabah karena si penghuni gundukan tanah
itu pasti jadi perpanjangan tangan Tuhan soal doa- doa mereka.
Sesekali aku menyaru muka si penghuni
gundukan tanah itu jelang petang. Ramai mereka kata sosok itu nyata si penghuni
gundukan tanah yang makin dekat kabul doa mereka.
Mereka..
Mereka..
Hahahahahaah!
Sungguh lucu laku mereka!
Kultus..
Ya..
Iyakan saja aku yang menyaru sosok dalam
gundukan tanah itu sebagai nyata si penghuni gundukan tanah yang makin dekat
kabul doa. Iyakan saja..iayakan saja.. hahahahaha kultus.. kultus..kultus..
SELESAI