Siapa
saja bisa punya website? Betul… saya berkata begitu ketika mendapati
teman-teman saya yang sesama ngeblog, mbak Ria A.S dan mbak Ratna Nana, pindah
rumah dari Blogspot dan Wordpressnya menuju website.
Belum
lagi, postingan dari begitu banyak jenis dot kom-dot kom di beranda saya yang
berseliweran selama beberapa tahun belakangan. Dari yang ternyata eh… ternyata
isinya iklan semua, sampai website yang membuhulkan perpecahan antar umat
beragama.
Dari
semua dot kom yang berseliweran tersebut, banyak juga yang berdiri berlandaskan
keroyokan. Isinya? Tulisan-tulisan yang memang secara kaidah, tidak masuk di
media massa mainstream. Ah… sial… ini masih bersambungan sama skripsi hamba
yang bahas Public Pedagogy (Pendidikan Melalui Ruang Public) itu hiks. Skripsimu,
Pop… skripsimu…
Di
sini, saya membatasi arti kredibel sebatas website keroyokan tersebut jelas
siapa penanggungjawab dan kontributornya. Lha… yang jelas penanggungjawab dan
kontributornya saja belum tentu sungguhan bisa jadi patokan tuk ngisi kepalamu,
apalagi dot kom-dot kom tidak jelas yang full iklan dan sekadar menyajikan
berita hot yang mengeyangkan para masokis, yang suka dianiaya dan penganut
playing victim, yang selalu merasa paling teraniaya. Tulisan ini, berguna bagi
kita semua yang masih kesulitan menilai kredibel tidaknya suatu tulisan dari
kualitasnya.
Berikut
website-website kredibel yang bisa jadi pilihan bacaan atau kamu mengirim
tulisan. Kenali cirinya, pelajari syaratnya…
1. Basabasi.co
Website yang satu grup dengan Diva Press
ini, getol membahas sastra, dari esai, puisi, cerpen hingga lain-lain. Bagaimana
website ini bisa dianggap kredibel?
Kenali
para penjaga gawangnya…
Ah… ada pak Edi CEO Diva Press. Eh? Ada
Tia Setiadi yang esais nasional itu. Lho? Joni Ariadinata siapa? Ampun, Om… namamu
buat pemisalan saja kok. Ini peringatan buat semuanya, meski makan waktu,
jangan malas browsing, cari nama si penjaga gawang yang asing bagimu di gugel,
telusuri rekam jejaknya. Meski satu atau dua orang dalam tim yang kamu kenali
namanya, sesungguhnya sudah cukup bagimu untuk tahu, siapa yang pantas
bertanggungjawab kalau ada anu-anu dan bagaimana mereka akan bertanggungjawab
apabila ada anu.
Kenali
para penulisnya…
Wah… ada GTA nih. Itu… penulis yang
gagal datang waktu Roadshow Sastra Perjuangan Diva Press di Malang itu kan ya?
Hiks. Masa sih? GTA sembarangan menyerahkan karya dia pada website tidak
kredibel? Wih… kalau lolos kurasi di Basabasi.co, berarti tulisan kamu
bersanding dengan tulisan GTA dong, ya? Kelas…
Kenali
syarat untukmu mengirim tulisan…
Poin nomor satu, rasanya pantas jika
diminta oleh Basabasi.co. Karena memang, Basabasi.co berani memberi poin nomor
dua sebagai apresiasi. Begitu pula poin nomor tiga, penantian para penulis
tidak bakal sia-sia dengan para penjaga gawang yang kredibel bahkan sudah gaung
tingkat nasional dan juga apresiasi yang pantas. Apresiasi dan juga
kredibelitas para penjaga gawang memang membikin masa penantian lebih lama,
dengan para pengirim naskah yang jauh lebih membludak. Jika tulisanmu lolos
dari tangan para penjaga gawang ini, memang seolah namamu turut naik pun
kualitas tulisan dan rasa gengsimu.
Jadi, meski menunggu cukup lama, masih
memilih basabasi.co sebagai rumah tulisanmu, kan?
2. Mojok.co
Satir-menikam-membabakbelurkan,
barangkali tiga kata ini cocok betul dengan tulisan-tulisan yang diusung
Mojok.co. Berbeda dengan Basabasi.co yang mengusung sastra. Mojok.co lebih
mengusung tulisan bertema opini, esai, artikel serta jenis tulisan pengalaman.
Bagaimana
website ini bisa dianggap kredibel?
Kenali
para penjaga gawangnya…
Kepala sukunya Puthut EA? Ya… kamu tahu
lah dia siapa. Sudah, pada bagian ini saya tidak bahas panjang-panjang ya. Itu
muka di foto sama namanya sudah jelas sekali. Kalau ada anu, kamu tahu mesti
melabrak kemana.
Kenali
para penulisnya…
Itu… Aji Prasetyo yang komikus itu, kan?
Mana ngawur sih, sekelas beliau menyerahkan tulisannya di mana.
Kenali
syarat untukmu mengirim tulisan…
Layaknya Basabasi.co, Mojok.co juga
memiliki nilai bisnis yang jelas dengan para penulis. Terlihat dari kejelasan
bahwa Mojok.co berani memberi apresiasi berupa honor. Meski demikian, Mojok.co
membebaskan para penulisnya mempublikasikan ulang hasil tulisan yang telah
masuk, pada media lain. Penantian seminggu setelah tulisan dimuat, barulah
penulis boleh mempublikasikan pada media lain, agkanya tidak berlebihan,
mengingat memang apresiasi yang ditawarkan Mojok.co sepadan dan juga para
penjaga gawang yang menyeleksi tulisanmu, sudah wara-wiri tingkat nasional.
3. Gubuktulis.com
Karep-karepmu,
mungkin adalah simpulanmu ketika membaca tulisan di website satu ini. Website
keroyokan yang para penjaga gawangnya, para mahasiswa (saat ini sudah pada
lulus) yang berkuliah di Malang ini, tidak memiliki gaya penulisan tertentu
layaknya Basabasi.co maupun Mojok.co. Bahkan, perkara ejaan pun, oleh para
penjaga gawangnya, semua diabaikan. Hal ini sepertinya pantas, mengingat
website yang berangkat dari Wordpress ini, tidak menyanggupi apresiasi berupa
uang atau lainnya pada para kontributor. Semua orang merasa berani menulis
ketika membaca tulisan di website yang mengusung kesederhanaan cara menulis
ini, meski memang banyak tulisan yang tidak rapi atau berimbang secara kualitas
antara tulisan satu dengan lainnya.
Bagaimana
website ini bisa dianggap kredibel?
Kenali
para penjaga gawangnya…
Lelaki
empat ini… familiar di Gusdurian Malang tidak sih?
Kenali
para penulisnya…
Wah…
redaktur Radar Malang pun nulis di sini.
Kenali
syarat untukmu mengirim tulisan…
Berbeda dengan Basabasi.co dan Mojok.co
yang sekaligus mengajak para penulis berbisnis, melalui apresiasi berupa honor
(uang), seperti saya sebutkan di awal paragraf bahasan soal Gubuktulis.com ini.
Gubuktulis.com tidak memberikan apresiasi dalam bentuk honor maupun sejenisnya.
Tulisan yang disertakan pun bebas, boleh dimuat sebelumnya pada website, blog
atau media lain, bagian ini agaknya selaras dengan tidak adanya apresiasi yang
dengan jelas disebutkan dalam syarat. Website ini pun, konsisten tidak menerima
iklan, mengukuhkan tidak adanya nilai bisnis antara Gubuktulis.com dan para
penulis.
Jadi,
tertarik jadi bagian dari misi sosial?
4. Sediksi.com
Serupa dengan Gubuktulis.com. Sediksi
juga merupakan website keroyokan yang digawangi para mahasiswa yang pernah
berkuliah di kota Malang. Namun, berbeda dengan Gubuktulis.com. Tulisan-tulisan
yang masuk dalam website ini lebih rapi, memerhatikan ejaan dan kualitas yang
berimbang antara kontributor satu dengan lainnya. Berbeda dengan Gubuktulis.com
yang membedakan jenis tulisan dalam bentuk kolom, reportase, puisi dan lain
sebagainya. Sediksi.com memiliki cara berbeda. Website ini, memergunakan
istilah Rupa, Rehat dan Rintis untuk membagi jenis tulisan para kontributornya.
Kerapihan dalam tulisan-tulisan di Sediksi.com, memang memiliki nilai gengsi
yang lebih bagi penulis yang berhasil lolos, meski juga mengukuhkan bahwa tidak
semua orang bisa menulis.
Bagaimana
website ini bisa dianggap kredibel?
Kenali
para penjaga gawangnya…
Wajahnya jelas, pun namanya. Coba
telusuri sosial media mereka, lalu telusuri juga teman-teman dan jaringannya
juga postingan-postingan dan kejelasan data mereka. Kalau sampai dicari di
sosial media susah, jangan-jangan anu. Eh… tapi tidak, saya sudah komunikasi
sama satu-satunya mbak-mbak dalam tim ini dan dia asli manusia bukan akun
robot.
Kenali
para penulisnya…
Oh, ada Jun. Itu anak UM yang ikut UKM
Penulis dan Workshop Cerpen Kompas 2015. Tuhan… sungguhan deh, caption dia di
instagram soal foto Worskshop Cerpen Kompas itu, panjanganya lalala…
Kenali
syarat untukmu mengirim tulisan…
Kaget dengan kenyataan bahwa Sediksi.com
ternyata memiliki iklan di bagian pojok kanan bawah website? Kaget dengan
kenyataan, Sediksi.com berani memiliki syarat serupa Mojok.co dan Basabasi.co
yang tidak menerima tulisan yang sebelumnya telah dimuat di media lain, padahal
website ini tidak berani memberi apresiasi berupa apapun pada para
kontributornya. Jadi, setelah tulisanmu masuk Sediksi, media lain yang akarnya
lebih kuat, memiliki syarat serupa dan berani memberi apresiasi, tidak bakal
mau menerima tulisanmu. Segala syarat dan rupa website hendaknya kamu analisa
sendiri, termasuk pertanyaan soal,”Itu iklan dari gugel duwitnya lari kemana?
Para penulisnya gratisan loh. Nanggung ini, mau misi sosial apa mau bisnis,
sih? Syarat buat dapat duwit dari iklan gugel memang originalitas tulisan, kan?
Hmm… pantas Sediksi tidak terima tulisan yang sudah masuk media lain
sebelumnya. Eh… tapi kan anu…”
Bertanya macam di atas pun serba salah,
bisa-bisa kamu malah dicap sebagai penulis mata duwitan nan tak berkelas kwkw.
Barangkali, memang iklan dari gugel belum begitu nampak hasilnya, selain untuk
membelikan para penjaga gawangnya kopi untuk menemani mencari WIFI. Bisa juga,
iklan gugel tersebut murni dipergunakan untuk memerpanjang dot kom si website
ini. Moga saja ketika si iklan sudah mulai menampakkan hasil, para penulis ini
bisa mendapat apresiasi, meski hanya segelas kopi yang instagram-able dengan
hastag DariSediksi.
Jadi? Mana website pilihanmu?
Catatan:
Senin, 02 November 2020
Terjadi perubahan. Beberapa bulan lalu, Gubuk Tulis meminta tulisan yang belum pernah dipublikasikan sama sekali dan tetap tanpa bayaran. Hal ini sudah saya saya sampaikan kepada teman-teman pengurus yang sekarang, bahwa syarat itu hanya layak diberikan oleh medi yang bisa memberi bayaran. Saran sudah diterima, namun belum saya cek apakah di sana sudah diubah bagian syarat yang satu ini.
Sediksi selama beberapa lama vakum. Sekarang sudah bangkit lagi dan tidak ada iklannya. Sejak awal kemunculannya, proses kurasi di sana memang lebih rapi hingga menghasilkan tulisan yang kualitasnya merata antara penulis satu dengan lainnya. Dan setelah bangkit lagi sekarang ini, saya rasa tulisan-tulisan di sana makin next level ketimbang sebelum vakum.
Edit 29 Desember 2020
Dear penyintas kekerasan seksual di mana pun kamu berada. Maafkan kalau tulisan ini pernah ada dan nama-nama dalam tulisan ini dan terlanjur disebut, ternyata mendukung pelaku yang sudah menghancurkan hidupmu. Maaf sudah gagal menciptakan ruang aman untukmu dan bahkan tidak bisa menghentikan mereka terus menjual isu kemanusiaan, perempuan, juga kekerasan seksual hingga hari ini. Tulisan ini tidak akan dihapus sebagai pengingat. Baca juga kasus UIN.