Saturday, January 4, 2014

Kultus


Oleh- oleh dari makam seorang penggede..

Liburan semester 2..


           Berguling aku di lantai hingga air mataku mengalir saking kerasanya aku terbahak. Sayang sungguh mereka tidak dengar bahana tawaku, kalaupun mereka sanggup dengar, pastilah robek gendang telinga mereka sedari awal.
Makin banyak mereka yang lalu lalang disini, makin banyak laku mereka yang aku rekam. Lebih cepat lagi tubuhku berguling, lebih banyak lagi air mata yang mengalir di pipi akibat tawaku yang kian kuat.
Mereka..
Mereka..
Hahahahahaah!
Sungguh lucu laku mereka!
***
Kilat kamera berulangkali menusuki mata mereka yang ada di sekitaran nisan. Sekalipun berulang mata mereka tertusuk kilat kamera, mereka terus berebut memeluk nisan sambil menyembul gigi berharap wajah dan tubuh mereka tersambar kilat kamera seutuhnya dengan rasa bangga.
Mereka..
Mereka..
Hahahahahaah!
Sungguh lucu laku mereka!
***
Seorang perempuan usia lima puluhan dengan bedak sangat tebal membisikkan sesuatu di kuping perempuan muda berambut panjang yang ada di sampaing kiri tubuhnya. Perempuan muda itu mengangguk pelan dengan tatapan waspada. Bola matanya bergulir ke kiri dan ke kanan, tangan kirinya mengambil sebuah kantong plastik kecil warna hitam di dalam tas kecil bertahta mutiara imitasi kemudian tangan kanannya buru- buru mengambil beberapa kembang di tanah kuburan.
Mereka..
Mereka..
Hahahahahaah!
Sungguh lucu laku mereka!
***
Asma Tuhan ramai mereka sebut, asma nabi ramai mereka sebut. Mereka yang pakai jubah putih- putih, kerudung rapat, bibir hikmat. Tujuan ada di kepala, mengambang mereka sebut asma Tuhan. Bola mata mereka merapat pada nisan, dalam kepala dan hati ada bayangan si penghuni gundukan tanah yang di tancapi nisan itu semasa hidup. Hingga di akhir doa- doa mereka, bayangan si penghuni gundukan tanah yang di tancapi nisan itulah yang bikin mereka yakin doa mereka bakal di ijabah karena si penghuni gundukan tanah itu pasti jadi perpanjangan tangan Tuhan soal doa- doa mereka.
Sesekali aku menyaru muka si penghuni gundukan tanah itu jelang petang. Ramai mereka kata sosok itu nyata si penghuni gundukan tanah yang makin dekat kabul doa mereka.
Mereka..
Mereka..
Hahahahahaah!
Sungguh lucu laku mereka!
Kultus..
Ya..
Iyakan saja aku yang menyaru sosok dalam gundukan tanah itu sebagai nyata si penghuni gundukan tanah yang makin dekat kabul doa. Iyakan saja..iayakan saja.. hahahahaha kultus.. kultus..kultus..

SELESAI

Wednesday, January 1, 2014

Hadiah Buat Pak Menteri


Cerpen jaman SMK..

Dibikin tahun 2011..

Yang tersisa dari berantakannya data- data lama..

Aku sendiri ingat- ingat lupa apa ceritanya..

Dan lagi..

Ini tanpa editing alias asli ketikan pada tahun tersebut..

      Rumahku sederhana. Rumah peninggalan orang tua dengan tiga kamar didalamnya. Rumahku sederhana tapi ada surga didalamnya. Suamiku yang baik,sabar dan pengertian juga tidak romantis tapi ekspresive..tiga anakku dengan warna warni karakter mereka. Ini rumahku, rumahku yang indah, rumahku yang hangat.
***
Yan, panggilan akrab buat anak lelaki pertamaku. Dia memiliki otak brilian hingga dapat masuk Sekolah Menengah Pertama unggulan dikota kami tanpa harus membayar sepeser pun..
Hari ini aku pergi kesekolah Yan untuk mengambil laporan belajar milik Yan (rapor). Yan datang dua jam sebelum acara dimulai,sedang aku memilih datang tepat waktu.
***
Kunaiki motor sederhana hasil keringat ku dan suamiku tercinta memasuki gerbang sekolah Yan. Aku turun dari motor dan segera masuk kedalam gedung. Kulihat Yan berceloteh riang bersama teman- temannya di depan sebuah kelas. Yan berteriak memanggilku kemudian mengahampiriku untuk mengantarku ke tempat yang dituju.
Ketika aku berjalan bersama Yan melewati koridor sekolah, terdengar arakan mobil mewah berhenti di lapangan bagian tengah sekolah. Seseorang keluar dari sana,aku mengenalnya??ah tidak. Kami semua yang ada disini mengenalnya bukan cuma aku.
Yang keluar dari mobil adalah laki- laki dengan wajah tampan oriental dan kulit kuning bersih juga tubuh proporsionalnya yang tinggi besar.
Semua orang disekitar ku merangsek maju menghampiri lelaki itu. Semua berjabat tangan karena dia..seorang menteri dan aku mengenalnya melalui televisi.
Semua orang merangsek maju kecuali aku dan putraku.
“Bunda..anak pak menteri sekelas dengan Yan. Anak pak menteri sangat cantik hehe..,” Yan tiba- tiba berkata dengan wajah tersipu.
Aku terdiam tak menyahut ucapan putraku. Jantungku berdegup. Lelaki itu, ah...pak menteri maksudku..dia memandangku dengan tatapan hangat. Aku merasakan kehangatan diseluruh ragaku.
Tanpa terasa lelaki yang memang pak menteri itu mendekati tempatku berdiri bersama anakku.
Tangannya menepuk lembut kepalaku himngga semua orang termasuk putraku terhenyak. Mendadak sisi humanisme pak menteri keluar mengalir melalui sikap hangatnya. Dengan ramah ia berucap.
“Ndak nyangka kita ketemu disini. Kowe lali tah karo aku??’miracle girl’??
Miracle Girl??itukan sebuatanku dari...
“Sodara- sodara..ini Farah, sahabat baik saya semasa SMP. Saya tidak menyangka bisa bertemu dia disini. Dia termasuk jajaran orang yang membuat saya jadi sebesar ini,” kata pak menteri.
“Pak menteri..,”sergahku
“Ini saya Farah..ini saya si rapuh,” kata pak menteri ah...maksudku orang ini..dia sahabat baikku!dia Cantal Arion. Cantal?!!
“Cantal??saya kira hanya namamu yang mirip dengan sahabat yang ku kenang dan hilang ditelan bumi selama bertahun- tahun lamanya,” ucapanku mengahangat.
Cantal mengangkat tangan kanan ku ke udara sembari berucap lantang.
“Ini Farah,sahabatku. Cahayaku, yang menguatkan ku hingga sanggup berdiri sebesar ini,”
Aku tersipu. Semua bertepuk tangan riuh.
***
Suasana sekolah sepi. Cantal berpamitan untuk pergi namun kami masih harus menunggu anak kami berdua yang pergi berdua untuk membeli sesuatu. Beberapa menit tersisa, aku dan Cantal akhirnya sempat mengobrol setelah 15 tahun hilang kontak.
“Far??kamu masih nulis??,”tanya Cantal memulai pembicaraan. Kami berdua berdiri didepan mobil yang terparkir.
“Iya. Belum besar tapi saya cukup diakui khalayak lokal,”kataku agak kikuk.
“Jangan kikuk dong. Aku masih Cantal yang dulu Far..terus menulis ya..suatu hari orang akan memahami hasil pemikiranmu,”Cantal menghentikan ucapannya karena tatapan hangat mataku makin dalam dimatanya.
Tanganku menyentuh pipinya. Dengan hangat ia kucubit sekeras- kerasnya. Cantal terhenyak.
Air mata mengalir lembut disudut mataku.
“Farah kenapa??,”tanya Cantal padaku dengan nada khawatir.
Aku rindu kamu sahabatku!!tapi aku tidak mungkin mengatakan itu didepanmu. Aku sudah bersuami,itu bukan hal etis buat dikatakan.
“Kita sodara. Mulai sekarang kita bisa menyambung kekerabatan kita yang terputus waktu itu,”kataku pada Cantal yang dengan tangan kirinya mengelus pipinya sendiri yang merah akibat cubitan ku.
“O..oke Farah..,”balas Cantal.
***
Aku mencubit pipi pak menteri...hahahahah siapa orang di Indonesia yang berani mencubit pipi pak menteri kecuali aku??hahahaha..aku patut tertawa bangga.

 SELESAI