Sunday, January 7, 2018

Komika Jaman Now, Gemar Sindir Islam (Eksklusif)?


 
Sumber: Instagram @fuadbakh

Postingan teman baik saya, Alfy Maghfira soal para komika yang memergunakan islam sebagai lawakan, membikin saya ingat materi lawakan serupa yang juga pernah saya tonton di salah satu acara Stand Up di Malang. Acara tersebut, diadakan oleh salah satu stasiun televisi swasta besar di Indonesia. Saya sendiri datang free pass dari akses seorang teman yang juga komika di sana.


Teman saya sendiri adalah seorang taat beragama, namun terselubung. Kecuali materi lawakan dari teman saya tersebut, sepanjang acara, hampir seluruh komika yang hadir membahas agama. Bedanya, bukan islam saja yang dibahas akan tetapi juga agama lain yang ternyata memiliki golongan yang merasa cemas dan menganggap apa yang di luar dirinya salah dan wajib dibawa pada kebenaran yaitu golongannya sendiri.


Alfy dan banyak teman-teman yang beragama islam tentu merasa gerah. Alfy sendiri saya tahu pernah belajar di pondok dan dirinya bukan golongan yang gemar menuding itu dan ini salah apalagi memaksa orang masuk dalam islam.


Sebelum mengobrol lebih lanjut, saya ingin ceritakan isi postingan teman saya Alfy. Postingan tersebut dia repost dari akun @fuadbakh. Yang menjadi pembicara dalam video tersebut adalah Ust. Zulkifli Muhammad Ali, Lc, MA. Dalam video, muncul beberapa komika antara lain Joshua Suherman dan Ge Pamungkas. Video lengkapnya sendiri, bisa teman-teman lihat di sini.


Selanjutnya saya mulai membuka ponsel pintar saya dan mencari informasi, dengan kata kunci ‘komika sindir islam’. Berita-berita soal Ge Pamungkas dan Joshua Suherman bermunculan paling atas. Salah satu beritanya berjudul Tak Hanya GePamungkas, Materi Stand Up Joshua Suherman Juga Dianggap Sindir Umat Islam. Judul berita tersebut, tentu memerlihatkan bahwa islam yang dimaksud adalah islam yang keseluruhan, apa betul demikian?


Semua hal ini mengingatkan saya pada materi islam inklusif VS eksklusif dalam salah satu sesi Kelas Pemikiran Gus Dur (KPG) Batu, Desember 2017 lalu. Melalui materinya tersebut, dijelaskan dua jenis islam; inklusif digarisbawahi sebagai mereka yang lebih luwes dan mampu menghubungkan hubungan sesama mahluk hidup dengan hubungan kepada Tuhan, sedangkan eksklusif digarisbawahi sebagai mereka yang mudah menjatuhkan vonis halal dan haram tanpa penjelasan dan mereka yang cemas karena merasa apa yang di luar mereka salah dan mestinya masuk dalam islam versi mereka.


Berikut transkrip percakapan yang ada di dalam video yang juga saya telusuri hingga akun @fuadbakh.


“Minum-minum bir ga papa! Yang penting ada dakwahnya disini!”


“Kalian ini menertawakan agama, hal-hal seperti ini tempat ini dibakar? Yang bakar masuk surga loh.”


Nilai yang bisa kita dapat dari kalimat pertama, sesungguhnya merujuk pada kita semua, beragama apa saja yang memiliki double standart, menjadikan agama sebagai tameng selagi untung.


Sedangkan pada kalimat kedua, sesungguhnya merujuk siapa saja yang ada di barisan islam esklusif. Lebih lanjut, selain mudah menjatuhkan vonis halal dan haram tanpa penjelasan, golongan ini mewujudkan kegelisahannya tersebut dengan penghancuran ekstrim seperti pembakaran bahkan bom, terhadap apa yang bagi golongan tersebut dianggap salah.


“Jakarta banjir beda omongannya. Wah, ini adalah cobaan dari alloh subhanahuwata’ala. Sesungguhnya Alloh akan memberikan cobaan kepada yang dia cintai. Cintaiiiii lah apaan?”


Lagi-lagi, kalimat yang saya transkip di atas merupakan wujud dari golongan yang esklusif tadi. Golongan ini buru-buru mengembalikan segalanya kepada Tuhan, tanpa telaah apalagi penelitian.


Sesungguhnya, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi fokus pembahasan para komika tersebut adalah golongan islam eksklusif, bukan islam secara keseluruhan. Kita semua bahkan pasti merasakan, jika sesama islam saja kerap menjadikan guyonan golongan islam esklusif, meski guyonan tersebut berlaku buat kalangan sendiri.


Kita tentu berharap, komika-komika yang telah dituduh melecehkan islam, betul-betul memahami jika konteks lawakan yang mereka bawakan adalah mengritisi golongan islam eksklusif, bukan islam secara keseluruhan. Kita semua tentu memahami juga, bahwa di dalam agama mana saja, selalu ada dua golongan; inklusif dan esklusif yang berkali-kali dibahas dalam tulisan ini.


Apa permasalahan ini dapat diselesaikan dengan vonis halal dan haram? Kita semua tentu berharap para pemuka agama ada yang bersedia menjabarkan bagaimana semua ini dapat menajadi halal atau haram. Vonis halal dan haram yang dijatuhkan serupa video yang saya kutip di atas pun tidak salah. Jatuhnya vonis tersebut adalah dari seorang yang berilmu. Bagaimana vonis tersebut dijatuhkan dengan kesan keras adalah agar umat tidak meremehkan perintah Tuhan. Masing-masing yang berilmu sedang melakukan tanggungjawabnya.


Mana yang lebih baik? Golongan inklusif atau eksklusif dalam islam? Sesungguhnya kedua golongan tersebut sama-sama sedang memerjuangkan kebaikan dengan cara masing-masing. Tidak perlu kita semua berdebat soal mana yang lebih baik. Banyak dari kita mengaku sebagai islam golongan inklusif yang lebih luwes dan terbuka, namun kita justru menghujat mereka yang esklusif karena dianggap merasa selalu lebih unggul. Padahal dengan demikian, kita sendiri sama dengan menganggap golongan diri sendiri yang lebih unggul. Lha… jadinya kan ya sama saja. Mana yang lebih unggul tidak patut dipermasalahkan, baru menjadi masalah ketika kita semua mengaku beragama akan tetapi malah gemar saling menyakiti.


Dan bagaimana dengan para komika yang terlanjur melemparkan lawakan yang dianggap melecehkan umat islam? Kita semua tentu berharap dari para komika tersebut atau bahkan komika lainnya, mampu membuat materi lawakan penyeimbang mengenai semua agama yang sesungguhnya memiliki dua golongan tadi. Materi penyeimbang di sini tentu akan mendidik kita semua sebagai penikmat stand up comedy. Tidak ada lagi sekadar tertawa, namun juga kita belajar bersama.


Oh iya, bagi teman-teman yang sedang membaca tulisan ini, saya berharap ada yang melanjutkan tulisan sederhana ini dalam bentuk yang lebih analitis. Dan tidak perlu juga meminta ijin kepada saya apabila hendak melanjutkan tulisan ini menjadi lebih analitis.

Semoga kita semua selalu bisa saling mencintai dan membawa damai.

2 comments:

Sodikin Kurniawan said...

Jadi keinget dakwah sholat jumat, kalau dia muslim namun suka, membuat candaan yang menjurus ke agama, itu namanya orang munafik dan sekarang banyak bermunculan, tidak di dunia nyata malah di dunia maya paling banyak, subhanallah.

Poppy Trisnayanti Puspitasari said...

Salam, Mas. Terimakasi sudah berkunjung ke blog saya. Moga mas baca balasan saya ini dan meninggalkan tautan blog atau lainnya milik mas agar dapat saya kunjungi.

Ya... Memang selain perempuan dan kecantikan, agama adalah salah satu komoditi paling seksi hehe. Ada pihak yang menergunakannya demi kedamaian dan ada pula yang memergunakannya sebagai komoditi, biar dapat duwit dan populariti.

Moga Tuhan melindungi kita semua 🙏