Monday, October 28, 2024

Diri

Sumber: Gugel

Psikolog online mendiagnosa self esteemmu rendah dan anxiety. Itu pun setelah teman lamamu menyarankan baiknya kamu pergi ke psikolog saja.

Ketika satu-satunya perempuan yang pernah jadi pacarmu pergi dengan lelaki lain, kamu malah mencari teman lamamu itu. Mengira level kalian pasti serupa waktu usia 15 atau 16 dulu.

Tidak semua orang butuh objek cinta erotis, dia termasuk. Kamu tahu itu tapi terlalu takut mengakui ketidakmampuan menjalin dengan orang baru yang objek cintanya serupa.

Siapa dirimu? Apa kegemaranmu? Apa tujuan hidupmu? Temanmu malah membuatmu mempertanyakan hal-hal yang bagimu membuat tidak aman. Ia yang sekarang ternyata sudah bertemu lebih banyak orang dan bicara hal-hal menyulitkan.

Kamu hanya butuh romantisme, sesekali sentuhan-sentuhan sensual juga, barangkali. Sesuatu yang kamu dapat dari satu-satunya mantan pacarmu. Yang diam-diam ia pula merasa tidak aman dengan hubungan yang tanpa pernikahan, lalu pergi dengan lelaki lain.

Satu-satunya mantan pacarmu itu datang lagi tidak lama, entah bagaimana pertunangan dengan kekasih barunya gagal. Dan kamu lebih dari tahu, kalian sama-sama mengira objek cinta hanya ada erotis, yang eksklusif antara dua orang saja. Tanpa itu, dada kalian ternyata sama-sama terasa kosong.

Romantisme dan sentuhan sensual? Perempuan yang pernah jadi pacarmu itu bisa memenuhinya. Tapi kepergiannya dengan lelaki lain selagi denganmu terasa sakit dan permintaannya pada pernikahan terasa mengancam.

Romantisme dan sentuhan sensual? Teman lamamu tidak butuh itu. Ia pun makin terlihat tahu siapa dirinya, apa kegemaran, juga tujuan hidupnya. Melihat dia saban hari makin membuat merinding saja.

Romantisme dan sentuhan sensual? Barangkali ada di luar sana, perempuan yang butuh dua hal itu saja sepertimu. Tapi mengawali hubungan baru membuatmu merasa terancam sekaligus merinding.

Lalu kamu berkata pada teman lamamu,“Bagi aku, opsinya sekarang antara kamu dan mbak mantan ya...”

Dalam dadamu seperti melayang. Tokoh utamanya adalah kamu sekarang. Ingatan soal penghinaan fisik, perisakan menahun, hingga karirmu yang ada di situ-situ saja seperti teredam sesaat.

No comments: