Sumber: Dokumentasi pribadi. |
Dimuat di Citizen Reporter Harian Surya. Sabtu, 4 November 2017.
Jika workshop kepenulisan biasanya diisi dengan bahasan mengenai teknis menulis, lain halnya dengan workshop Penulisan Cerpen Umum bersama Mahfud Ikhwan, Minggu (22/10/2017). Penulis Kambing dan Hujan yang merupakan pemenang lomba novel DKJ 2014 itu, justru mengawali workshop dengan pertanyaan, apakah workshop menulis cerpen mampu menghasilkan penulis cerpen?
Diikuti 15 peserta terpilih yang sebelumnya telah mengikuti lomba cerpen kategori umum bertema budaya dan kearifan lokal, workshop yang berlangsung pukul 14.00 hingga 17.00 WIB itu merupakan rangkaian acara Pesta Malang Sejuta Buku 2017 yang berlangsung tanggal 13 - 25 Oktober 2017 di Taman Krida Budaya Malang.
Penulis novel Dawuk, pemenang kategori prosa Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 itu menjelaskan, dirinya telah membaca sebagian karya peserta workshop dan merasa apabila bahasan mengenai teknis menulis tidak lagi relevan bagi para peserta.
“Hampir dalam setiap workshop, para pesertanya selalu menanyakan bagaimana cara menulis dan masuk ke koran. Saya rasa, dalam workshop ini pertanyaan tersebut sudah tidak perlu,” ucapnya.
Ia kemudian menjelaskan bagaimana perjalanan menulis masing-masing orang yang berbeda-beda, termasuk dirinya. Banyak dari teman seangkatan Mahfud yang pada mulanya berjaya sebagai penulis koran, namun kemudian gagal menerbitkan buku dan tidak lagi menulis.
Sebaliknya, Mahfud sendiri merasa tidak pernah berhasil menjadi penulis koran dan malah melanjutkan karir menulisnya melalui buku hingga kini.
Melalui workshop, Mahfud lebih banyak menceritakan bagaimana industri perbukuan berjalan. Peserta juga dipersilikan untuk aktif menceritakan keluh kesah yang ditemui dalam dunia kepenulisan, utamanya mengenai industri kepenulisan. Di akhir sesi workshop, Mahfud menyatakan harapannya, agar peserta workshop dapat saling mengenal dan kemudian membentuk kelompok diskusi mengenai kepenulisan.
No comments:
Post a Comment