Jepreted by: #AnomaliKreate |
Minggu,
(05/08/2018). Dilandasi kegelisahan atas tulisan-tulisan seputar sepak bola di
Indonesia yang tidak variatif, penulis Kambing dan Hujan yang merupakan pemenang
lomba novel DKJT 2014, Mahfud Ikhwan menelurkan sebuah buku berjudul Dari
Kekalahan ke Kematian; Keluhan, Makian, Ratapan Alih-alih Catatan Seorang
Pecinta Sepakbola Indonesia yang Putus Asa. Melalui bedah buku yang diselenggarakan
di Gazebo Literasi, Dau, Kota Malang bersama komunitas Pelangi Sastra Malang,
Mahfud berbagi proses kreatifnya menulis soal bola.
“Tulisan
soal bola di Indonesia tidak berkembang. Para penulis bola menulis kosakata
yang yang sudah ada sampai sekarang. Sebagian diadopsi cara menulis bola di
Eropa. Kosakata mereka (Eropa) dipengaruhi oleh perang. Kita pakai bambu
runcing (ketika perang) kok bilang amunisi (ketika menulis bola)…” ucap Mahfud
Ikhwan mengawali kegelisahanya.
Bersama
Muhammad Ilham, yang merupakan seorang jurnalis bola sebagai pembedah, acara
berlangsung pukul 16.30 hingga 18.30. Baik Mahfud maupun Ilham, memiliki
kegelisahan serupa mengenai tulisan bola di Indonesia, salah satunya adalah persoalan
gaya menulis Emha Ainun Najib dan Sindhunata. Gaya menulis mereka yang
kontlempatif, kerap ditiru para penulis lain yang sesungguhnya tidak terlalu
kontlempatif dan sekadar meniru. Gaya menulis ini biasanya menghubungkan bola
dengan nilai moral dan perenungan.
“Orang-orang yang masih tertarik dengan sepak
bola Indonesia, biasanya ada dua jenis; mereka yang sadomasokis atau mereka yang
menunda putus asa. Saya tidak tahu, Mahfud ini masuk yang mana.” Ujar Muhammad
Ilham disusul tawa.
Berbeda dengan tulisan-tulisan bola yang
pernah ada, Mahfud Ikhwan menyajikan pendekatan personal sengan subjek ‘aku’
dalam setiap tulisannya. Kenangan-kenangan masa kecilnya pun, tidak luput
menjadi bahasan yang tentu masih berhubungan dengan bola. Sebagian besar
tulisan-tulisan tersebut pernah diterbitkan di blog pribadinya,
http://belakanggawang.blogspot.co.id. Tidak hanya orang-orang yang mengerti
bola, bahkan awam pun bisa menikmati sajian tulisan dalam buku tersebut, berkat
pendekatan unik yang dilakukan Mahfud.
“Saya
menjaga diri menjadi amatir dan bawa perasaan ketika menulis sepak bola.
Semangat amatirisme ini seperti sepak bola inggris. Saya mendekatkan diri pada
objek dengan (subjek) ‘aku’. Bola tidak semata skor atau hasil pertandingan.
Bangku cadangan dan bahkan tribun penonton pun menarik (untuk dibahas).” Pungkas
Mahfud di akhir diskusi.
No comments:
Post a Comment