Sumber: Gugel |
Kita mendaku anti feminis, RUU PKS bagi kita pro zina.
Kemudian ada kasus kekerasan seksual di depan mata dan kita katakan,”Alah, biar
tuh para feminis egonya dikoyak-koyak!”
Kita mendaku relijius, LGBTQ bagi kita sesat. Kemudian
ada kasus waria dibakar tanpa sebab dan kita katakan,”Alah, udah azabnya. Siapa
suruh menyalahi aturan Tuhan!”
Kita mendaku pluralis, bagi kita NKRI harga mati.
Kemudian ada fakta Palestina menerus dijajah Israel dan kita katakan,”Alah,
yang teriak-teriak free Palestine memang udah kasih makan tetangganya?!”
Kata kuncinya adalah, ketika ada sebuah kasus yang
biasanya disuarakan mereka yang bertentangan dengan keyakinan atau ideologi
kita, itu kitanya tuh nggak fokus berempati atau membahas tragedi
kemanusiaannya. Malah nih, kita fokus menyerang ideologi atau keyakinan yang
berseberangan tadi.
Fasis itu yang gimandos sey? Fanatik... Fanatik...
Fanatik itu bukan hanya agama lho.
Yang merasa feminis, pluralis, sosialis dan lis-lis-an
lainnya coba cek dulu dan jangan keburu merasa paling tercerahkan, apalagi
sampai anggap fanatik tuh hanya identik dengan agama 🙅
Karena kalau kita merasa udah paling lis-lis-an, tapi masih bersikap macam paragraf sebelum-sebelumnya akika bahas tuh, ya jadinya sama aja. Fanatik-fanatik juga... Fasis-fasis juga...
Heuh 🤦
Jadi, sudah fasis berapa kali hari ini?
No comments:
Post a Comment