Kepada
Pacarmu, Sayangku.
Kepada
pacarmu, aku hatur sebesarnya maaf. Empat tahun kamu tinggal dia lari, kata
putus tidak ada. Di tahun tersebut, usiaku masih belasan, aku belum bertemu
kamu. Aku masih sibuk dengan lelaki lain yang sinar matanya di sukai oleh
ibuku. Bukan yang seperti kamu.
Sayangku,
katamu kamu tidur berkali-kali dengan banyak perempuan. Aku tidak pernah
cemburu. Sayangku, aku tahu, kamu tebar kata sayang dan pundak buat sandaran
banyak perempuan. Aku sungguh ingin mencekik kamu.
Ilustrasi Maria, oleh Windha Dewi Wara |
Pacarmu
aku yakin tidak pernah tahu. Setelah kita bertemu, aku banyak mencuri sentuhan
tanganmu, dengan debaran jantungku. Aku juga mencuri suaramu, dengan tawaku
yang tergelak berlebihan.
Aku
tahu, jika saja pacarmu tahu, dia bakal sakit dan luka. Dia perempuan, pun aku.
Meski begitu, aku terus saja mencuri sentuhan tangan dan suaramu. Aku tidak
ingin sakit, biar dia saja yang sakit.
Sayangku,
kamu tahu, kan? Bahwa aku adalah seorang perempuan…
Maka
dari itu, biarkan dia yang sakit, jangan aku.
No comments:
Post a Comment