Friday, April 3, 2020

Nakal

Sumber: Gugel

Pernah sekali, semasa Farrahnandah dan Maria kuliah semester tiga, keduanya memutuskan tidak tegur sapa hingga enam bulan berikutnya. Alasannya, Farra diam-diam berpacaran dengan lelakinya Maria. Bagi Maria, Farra telah berlaku nakal. Namun setelah enam bulan yang tanpa saling sapa itu, Farra mulai getol mendatangi kosnya Maria sembari ia bilang,
cinta itu tidak bisa dikendalikan, Mar. Andai bisa memilih, aku nggak akan mau jatuh hati dengan pacarmu. Apalagi, kamu itu sahabatku. Tapi apa daya...
Jadilah setelah hampir setiap hari dicegat di depan kos dan diberi petuah soal cinta oleh Farra, akhirnya Maria luluh juga. Ia segera menarik Farra dalam pelukannya dan memohon maaf telah menjadi sahabat yang tidak baik, yang tidak pengertian, yang... tidak mengerti cinta. Hingga lelakinya itu dibiarkannya lepas bersama Farra sampai hari ini, tiga tahun setelah mereka lulus kuliah.
Dan di tahun ini juga, tiga tahun setelah kelulusan, Maria merasa baru bisa betul-betul memahami konsep cinta yang dibilang Farra. Dulu, pikirnya ia bisa pegang kendali bakal jatuh cinta pada siapa. Pada seseorang yang sudah memiliki pacar, tunangan, apalagi istri, ia jelas tidak bakal mau membina hati. Tapi kali ini lain, Farra benar. Cinta ternyata tidak bisa dikendalikan. Maka sore itu, diputuskannya mengaku pada Farra tentang semuanya... Tentang cintanya.
“Aku mencintai seseorang yang nggak seharusnya, Far...” ucap Maria mula-mula, di dalam kamar rumah Farra ketika berkunjung. Sebuah kunjungan rutin semenjak mereka bersahabat hingga seluruh keluarga mengenal baik sosok gadis berambut lurus itu. Kakak perempuan, bapak, ibu, semuanya kenal baik sosok Maria...
Farra bilang, apapun yang terjadi, ia akan mendukung sahabatnya itu. Tepat seperti yang sahabatnya itu lakukan enam tahun lalu terhadapnya. Kemudian Farra bertanya balik, siapa sih orang yang berhasil membuat Mariaku ini mencintai dengan bukan seharusnya?
“Bapakmu. Dia adalah bapakmu...” jawab Maria.
Mata Farra berkaca-kaca. Setelah menjerit, digenggamnya erat pergelangan tangan Maria. Diseretnya ia menuju pintu depan. Dihempaskannya tangan gadis itu setelah mereka mencapai teras. Lantas pintu rumah dibanting Farra tepat di depan wajah Maria.
Sebelum pergi dengan lutut lemas dan disertai teriakan pertanyaan dari kakak, ibu dan bapak Farra soal mereka bertengkar dan menjerit karena apa. Kuping Maria berdengung oleh jeritan Farra sebelum menyeretnya keluar, jancok kamu, Mar! Mau nakal saja pakai diromantisasi bahwa cinta itu tidak bisa dikendalikan!

No comments: