Sumber: Gugel |
Sang bikkhuni tersenyum adem melihatnya keluar dari dalam keran. Seorang pengunjung memasukkan ia berserta teman-temannya ke dalam botol. Lantas buru-buru si pengunjung meneguk air dalam botol itu.
“Ini sudah jalanmu...” bisik sang bikkhuni sebelum ia benar-benar hilang dalam kerongkongan si pengunjung.
Sebelum tiba di tempat itu, ia mengalami perjalanan bawah tanah yang sangat panjang dan gelap gulita. Hingga kemudian masuk dalam pipa-pipa dan mendengar doa saban hari dipanjatkan para bikkhu dan umat di dalam vihara. Demikian membuat kristal dalam tubuhnya semakin benderang. Ia melihat teman-temannya mengalir menuju keran dan botol-botol kemudian. Seorang bikkhu mengatakan, mereka para air memiliki tugas terhormat, menyembuhkan makhluk hidup. Maka sungguh dinantinya masa-masa untuk bebas dari antrean dan meluncur keluar keran.
Hari itu pun tiba dan ketika pada akhirnya ia meluncur ke dalam kerongkongan si pengunjung, dilihatnya tali-tali hitam melilit sepanjang darah dan nadi perempuan itu. Ia kemudian berpendar menjadi cahaya yang kecil-kecil, meluruhkan tali-tali itu dengan menabrakkan diri.
Sebentar kemudian, si pengunjung muntah hebat dan sang bikkhuni berkata,”Nggak apa-apa, Mbak. Itu penyakitnya keluar. Air sucinya gratis dan boleh diambil siapa saja kok. Kalau butuh, mbaknya boleh ambil lagi.”
4 comments:
Sedikit mengerutkan kepala. nggak paham.
Merinding, Pop. Ketepakan pisan aku lagi moco2 juga soal tulisane Ajahn Brahm. Tapi aku ndak ngerti bedane Biksu dengan Bikkhuni ? Haha
Paham atau nggak paham, adalah tanda kamu sudah baca beneran tulisan ini. Terimakasih ya ((: saya kunjungi balik.
Aku jadi ingat, aku belum kesampean ambil air suci di vihara. Soalnya kita ngga bawa botol hiks :(
Post a Comment