Sumber: Dokumentasi pribadi |
PLS maupun bukan, untukmu yang mau mbaca lengkap dan belajar bareng, sila komen dengan email. Gretong tjuy.
Penelitian di media massa tentu bukan hal baru bagi anak komunikasi, tapi tidak begitu bagi anak PLS. Iya, saya ternyata anak PLS a.k.a Pendidikan Luar Sekolah, setelah bukan empat atau lima kali dikira anak sastra atau psikologi. Penelitian ini jauh dari sempurna, tentu saja. Tapi dari sini, kita jadi tahu PLS ruang lingkupnya bukan hanya pelatihan, PKBM, manajemen PAUD dan blusukan ke desa-desa.
Media massa, adalah bentuk pendidikan informal yang lebih jauh dikupas menggunakan pisau teori public pedagogy atau pendidikan melalui ruang publik di sini.
Pada mulanya, saya mengenal teori ini dari mas Tara yang waktu itu S2 PLS dan mengajar di kelas ketika saya semester 1. Beliau mengajar bersama pak Zulkarnain. Selanjutnya, saya dan dua teman perempuan pernah membahas mengenai alun-alun Batu sebagai bentuk public pedagogy di mata kuliah pak Hardika yang waktu itu mengajar bersama bu Niswah S2 PLS. Ketika teman-teman yang lain membahas PKBM dan lainnya sebagai bentuk PLS, kami tidak.
Sumber: Dokumentasi pribadi |
Rasa penasaran terhadap pendidikan publik yang sampai lulus tidak ada mata kuliahnya ini, berlanjut hingga skripsi. Apalagi semasa kuliah, saya bertemu komunitas belajar di Malang yang juga bentuk pendidikan publik, di mana siapa saja bebas datang dan bahkan tidak sadar tengah belajar. Meski kesenangan saya di komunitas waktu itu, menimbulkan pertanyaan,"Poppy ragu sama PLS ya? Kok di komunitas sastra? Kok dulu nggak masuk sastra saja? Dulu masuk sastra gagal dan nyasar di PLS ya?" Fyi, PLS itu pilihan pertama saya waktu kuliah. Dan belajar sesuatu yang tidak ada di mata kuliah bukan berarti kamu aneh atau sesat pikir.
Juga gaess, blog pun sebenarnya adalah bentuk pendidikan publik. Jadi blog dengan alamat yang sekarang dan dibangun dari 2013 ini, sebenarnya sekalian saya praktik PLS. Menyajikan bacaan alternatif yang gaya penyajiannya tidak bisa masuk media tertentu. Mulai dari cerita bagaimana membedakan penerbit indie kredibel dan ala-ala sampai hampir dikibuli oknum MLM.
Terakhir, teman-teman yang membaca kiriman ini dan barangkali ingin penelitian dengan teori sejenis, mari 💪
Catatan: Terimakasih untuk skripsi Adin Ariyanti Dewi yang berjudul Studi Tokoh Sanapiah Faisal Saleh. Skripsi ini banyak membantu saya.
Juga terimakasih untuk teman-teman yang datang sempro dan aktif berpendapat: Wiwin, Rian, Angel, Okta, Aziz, Hari, Akbar, Anny dan lainnya.
Tulisan ini dikopi dari kiriman instagram, Oktober 2019.
No comments:
Post a Comment