Baca juga, Andakah Wanita 5 Musim Itu? (Harian Surya)
AKSARA RENTAKA SIAR (ARS)
Pemerhati
Aksara : Tim MP3
Desain
Sampul : Ajar Hayu
Ilustrasi
Cover & Isi : Windha Dewi Wara
Tata
Letak : Anisa Ae
“Salah
satu bukti nyata kreativitas dan produktivitas mahasiswa adalah dengan
diterbitkannya kumpulan cerpen “Wanita 5 Musim”. Cerpen ini menggambarkan
tentang karakter wanita yang yang dilihat dan tergali dari berbagai sisi
kehidupan nyata. Dengan bahasa dan tutur kata yang santun dan bermartabat, para
penulis cerpen berhasil menggambarkan karakter wanita dengan segala ciri
khasnya.”
Kara
bagaikan pancaroba yang hidup di berbagai musim.
5 Musim Pancaroba, Salma Fauziah
Terkadang,
dia dapat menciptakan segala suasana pada hidup semua orang. Hidupnya seperti
musim.
Amang, Siska Novi
Aku
lahir di bulan Oktober. Di tengah guyuran hujan deras yang memerah. Di musim
hujan yang kelabu.
Arti Bahagia, Norma Rita Febri Utami
Namun
ada satu lagi musim yang masih tetap utuh di hatiku. Musim rindu.
Cappucino September, Zahra Annisa
Dan
di sanalah, ibu mengajarkan apa itu cinta. Cinta yang selalu bersemi di segala
musim.
Cinta Yang Tumbuh Di Setiap Musim,
Muhammad Arif Rizaldy
Aku
juga mengetahui bahwa Taiga suka dengan hujan, baginya hujan adalah semacam
candu yang tidak berbahaya di antara empat musim.
Five Seasons Of Death Goddes, Jauzy
Nafighair
Akan
kupersembahkan dia sebagai penebus dosaku pada Tuhan. Dia yang nantinya akan
menemani hari-hariku mengurusi kuil.
Gadis Kuil, Fajrus Shiddiq
Dan
lebih menyakitkan lagi, kasus penculikan dan pemerkosaan aktivis dihentikan
dengan alasan kurangnya barang bukti. Bangsat!
Jalan Merah Perjuangan, Kukuh
Basuki Rahmat
Gadis-gadis
Gunung Harapan membuat musim kali ini menjadi musim kawin beramai-ramai.
Shaksita dan Kecupan-Kecupan Kecil,
Teguh Dewangga
Kini
yang terdengar hanya suara erangan yang terdengar di sudut ruangan tempat
Raymond dan Lana menghabiskan malam berdua.
The Sacrifice, Dini Ria Pratiwi
Aku
merahasiakan satu hal yang belum dimengerti oleh anakku. Aku takut, dia jika
tahu. Aku takut dia dendam padaku, ibu kandunganya sendiri.
Aku
jatuh cinta pada kasih yang dibungkus dengan mulut kasarnya.
Ino dan Hoshi, Rosadelita
Aku
akan selalu mengingatnya sebagai lelaki kopi. Wajah gelap dan pahit.
Lelaki Seribu Wajah, Esti Vita
Ningtias
“…Kau
hanya boleh menikah dengan suku kita, harusnya kau menjaga diri.” Sungut Bapak
dengan tegas.
Martavan, Fahrul Khakim
Maria
itu, balik menggenggam tanganmu. Kamu menyentuh bibirnya. Dia menyerahkan
kemaluannya pada kamu.
Para Maria, Poppy Trisnayanti
Puspitasari
Kini
Marin semakin bertanya-tanya, apakah semua perempuan seperti Nuri, yang dapat merasa
bahagia tanpa harus merasa cemas akan nasibnya sebagai seorang perempuan?
Pertanyaan Marin, J. Dika Sri
Pandanari
Musim
keramaian malam tercium lagi, menyeruakkan bau-bau kehidupan di kampung yang
biasanya lengang.
Rembulan Lima Belas, Wahyunita Rahmawati
Ada
begitu banyak pilihan untuk manusia ketika hidup. Mau hidup dengan warna-warna
yang indah ataukah tanpa warna, itu tergantung pada pilihan sendiri.
Wanita Tak Berwarna, Einid Shandy
3 comments:
buku saya hilang haha
Saya masih ada 4 eks termasuk punya saya di rumah :D mau?
Hai Poppy, is there any way to contact you? Saya mau mnta/melihat buku antologi cerpen ini? I'm one of writer in that.
Post a Comment