Dicatut dari salah satu status fesbuk di tahun 2015...
Sebuah persembahan ngawur, untuk dua teman saya yang sangat sibuk, manis dan nyeleneh; Muhammad Asrofi Al-Kindi dan Elyda Kartika Rara Tiwi. Hingga tulisan ini diposting, Asrofi tetap menjomblo, sibuk bergiat dan membuat banner berbagai even. Sedangkan, mbak Elyda bukan menurut kabar burung, tetap sebagai penggiat teater dan telah memiliki seorang kekasih yang juga bergiat di dunia yang sama. Saya sayang kalian berdua...
***
Maria Al-Kindi mengamati papanya yang sibuk bikin banner dan wara wiri kesini kesana.
Maria adalah hasil imajinasi dari rahimnya Asrofi Al-Kindi.
"Pa,gimana bisa aku lahir?
Sedangkan papa sibuk wara wiri dan bikin banner." Tanya Maria.
Asrofi tetap memelototi corel
draw tanpa memandang Maria sambil berkata,"Bisa... Tentu bisa."
"Tapi papa sibuk wara wiri
dan bikin banner. Aku butuh rahim seorang perempuan untuk lahir. Bukan rahim
papa yang menghasilkan imajinasi. Gimana
aku bisa lahir? Kalau papa ndak
sempat pacaran,jomblo melulu atau kencan sama teman perempuan selain sama bibiku Poppy." Maria mulai nyerocos panjang.
"Maria, kamu jadi calon
anak woles aja. Itu,bibimu yang satu lagi, Elyda Kartika Rara Tiwi juga jomblo
gara-gara sibuk wara wiri sama baca puisi kok. Dia bilang, kalau mau jodoh yang
baik mesti memantaskan diri dulu. Kalau kamu mau protes soal kejombloan papa, protes
sama dia.
Papa
sih cuma dengerin sabdanya orang
sepuh."
Maria menelan air ludahnya sendiri berkali-kali. Keberaniannya kisut kalau
mesti protes soal papanya pada bibi Elyda yang galak dan punya kibasan bulu
naga itu.
"Ah, jika saja bibi Elyda
punya kibasan bulu kelinci dan ke-alay-an macam bibi Poppy. Pasti lebih mudah
dihadapi. Hmmm... Tidak juga. Bulu kelinci dan alaynya bibi Poppy susah bikin
tahan orang biar ndak muntah."
Pikir Maria.
No comments:
Post a Comment