Tuesday, December 15, 2020

Selamat tinggal, banner lawas...

2018, seorang senior di FLP satu waktu ngomong, harusnya blog ini bisa diadsense. Tulisan di blog ini menurut senior tadi, aslinya tidak main-main dan layak jadi duit. Tentu saja tulisan yang dimaksud, utamanya yang ada di label 'keseharian'.

Tanggapan demikian hanya akan datang dari teman yang betulan membaca blog ini. Blog yang selama tujuh tahun sengaja tidak dibikin SEO friendly. Sudah begitu, alamatnya suka dibilang alay dan judulnya suka dipertanyakan, kenapa pakai nama itu.

Bulan ini, isi blog ini genap empat ratus sekian. Begitu-begitu, beberapa saja yang hasil unggah ulang status sosial media teman yang berkesan atau tulisan kegiatan teman yang ada saya nongky pula di situ.

Pernah juga ini blog kena perapihan jalur oleh Google di 2017, hingga trafficnya naik tidak masuk akal hanya pada tulisan tertentu yang nggak SEO friendly pula. Bisa sampai seratus lebih views per hari, padahal sebelumnya, empat puluh pun nggak tentu. Dampaknya, blog ini dikira punya aktivitas mencurigakan oleh Google hingga 2018 traffic terjun bebas dan 2018 saya jadi atur jadwal unggah tulisan supaya lepas dari anggapan status mencurigakan tadi hingga blog ini nggak sampai dilenyapkan dari jagat per-Google-an.

2018 hingga 2019, blog akhirnya stabil dengan lima puluh views per hari. Itu pun pada tulisan yang nggak sengaja SEO friendly dan sempat saya tulis semacam; artikel Dijah Yellow, Pinky Boy dan terjemah lagu. Sedang tulisan lain mustahil dijangkau kecuali oleh teman sendiri. Selebihnya, dua puluh views per hari blog ini dapat hingga akhir 2020. Jadi jelas ya, kenapa adsense itu mustahil.

Lupa tepatnya tahun berapa, saya bikin polling di Instagram. Isi pollingnya soal seberapa mungkin saya beli domain dalam pikiran teman-teman. Sebagian besar menebak, saya bakal beli domain. Nah, yang mikir saya bakal beli domain tuh, macam yang mengira kuliah saya lulusnya tiga setengah tahun... Ketinggian ekspektasi cuy.

Blog ini nggak akan saya belikan domain. Terlalu rumit ketika kelak saya mati, masih juga harus mikir ini blog harus diwariskan pada siapa untuk seterusnya memerpanjang dan bayar domain. Kalau nggak diperpanjang dan hilang kan sayang juga cuy, saya nggak dapat amal jariyah dongs. Jadi mati dengan ceria, tanpa beban bayar domain hanya bisa dilakukan dengan blog gratisan.

Lalu kenapa template dan banner ini blog macam nggak niat gitu? Template bawaan, banner konsepnya nggak jelas dan gambarnya asal nemu. Itu karena saya memang mau bikin standar rendah untuk tampilan blog ini. Jadi ketika orang lihat ini blog, kemungkinan akan bergumam, bikin gini aja aku juga bisa kali. Ya udahlah, aku bikin dan nulis di blog juga. Blogspot gratis lagi.

Biar kelak unggahannya ada seribu pun, saya nggak ingin menulis terlihat eksklusif di blog ini. Saya selalu senang, ketika ada teman berniat main blog lepas karena melihat semangkaaaaa tercinta kita ini atau karena hal lain. Tapi awas ya, kalau mutung hanya perkara viewers. Kalau nggak cinta bilang dari awal gitu dongs. Cinta mana kenal traffic? Saya pun yang viewersnya nggak jelas sampai sekarang tetap maju aja tuh.

Terakhir, selamat datang banner baru yang ambil gambar dari Canva dan tetap didesain dengan sangat sederhana. Semoga seterusnya, blog ini bisa mengajak orang sekitar merasa bahwa menulis itu nggak eksklusif. Omong-omong, ini saya nulis langsung pakai hape di blog. Tampilan antar muka yang sekarang memang pelik sih dipakai ngetik langsung begini. Semoga segera balik tampilan lawas ya, Google. Huhuu, coba hitung tipoku yang sudah hilang semua soalnya tiga puluh menit lalu sudah diedit.

Lama

Baru

Catatan: 

Minggu, 24 April 2022

Nemu gambar Usagi Tsukino di sini dan lebih mewakili jiwa blog ini ketimbang donat. Jadi ya...


Hehe.

No comments: