Friday, June 10, 2016

Lagu Oldies Hingga Soal Saya


Kamu jangan penasaran, soal saya sebenarnya suka lagu apa. Saya tidak pernah terlalu cocok dengan anyar. Ya, memang tidak sepertimu atau anak muda lain.
Saya jauh lebih dahulu kenal Knife miliknya Rockwell, sebelum Carly Rae Jepsen jadi ratu di kupingmu. Perkenalan saya dengan Rockwell berawal dari VCD player keluaran China yang mulai menemani keluarga kami sejak 2002. Semenjak saat itu, ayah mulai menunjukkan kegemaran terpendamnya, memutar segala genre musik. Beliau rajin sekali membeli kaset berisi lagu. Tentu saja kaset bajakan yang harganya jauh lebih terjangkau. Rockwell ada dalam salah satu kaset-kaset bajakan milik ayah.
Soal kaset bajakan, itu cuma soal keterjangkauan saja kok. Kamu jangan pikir ayah tidak punya apresiasi dengan musik hingga memilih VCD bajakan. Bahkan saking cintanya dengan musik, ayah bisa dengan lancar menceritakan latar belakang lagu We Are The World. Penjualan lagu tersebut di era delapan puluhan sesungguhnya untuk mengumpulkan donasi dari seluruh dunia untuk kemanusiaan. Namun, di Indonesia lagu tersebut malah edar versi bajakannya hingga Indonesia mendapat cemoohan dari dunia. Ayah menceritakannya berbarengan dengan We Are The World yang diputar dari VCD bajakan yang dibelinya entah tahun berapa.
Jika kamu mendengar radio Kosmonita pukul dua belas hingga tiga sore, kemudian mendengar Hotel California miliknya The Eagels, Killing Me Softly atau Running milik No Doubt diputar. Bisa jadi, lagu-lagu itu pesanan saya.
      Boleh jadi kamu mendengar KDS 8 kisaran pukul delapan hingga sebelas malam. Kemudian, kamu mungkin bakal mendengar Che Sara, How Do I Live, That's What Friends Are For atau I Adore You miliknya Daniel Sahuleka. Bisa jadi, lagu-lagu itu pesanan saya.
      Atau malah mungkin, kamu mendengarkan KDS 8 malam jumat seperti hari ini, yang tentunya di atas pukul sebelas. Barangkali, kamu mendengar Keroncong Moresko. Bisa jadi, itu lagu pesanan saya. Lagu yang kata ayah jadi favoritnya mendiang nenek dari pihak ayah.

      Kamu jangan kira saya pilih-pilih lagu. Saya juga punya What Do You Mean miliknya Justin Bieber kok, bahkan lengkap dengan video musiknya. Hanya saja, jika kamu tanya saya letakkan di mana folder lagu itu, tunggu dulu… saya mesti mencarinya di pencarian folder, saya sepertinya lupa.

2 comments:

Anonymous said...

Wah bener banget. Yang klasik emang selalu asik.

Poppy Trisnayanti Puspitasari said...

Dan tembus segala jaman 😄