Melihat orang nge-blog itu asyik. Iya… sungguhan ini. Ya, asyik kalau kamu sudah lihat blog dia yang sekarang, yang sudah dapat pembaca, yang sudah diingat orang dan sudah ada yang komen. Padahal, untuk mendapat semua itu bisa jadi dia melakukannya menahun.
Tapi, ada satu hal krusial yang mungkin kamu lupa dari bagian yang nampak menyenangkan itu. Bagaimana proses si pemilik blog sampai ada di titik sudah mendapat pembaca dan blognya diingat orang?
Tidak jarang, orang mutung (berhenti di tengah jalan) setelah nge-blog. Alasanya? Klise,”Ndak enak nge-blog. Ndak ada yang mbaca.” Begitu bunyinya…
Yang luput dari perhatian kebanyakan blogger, lagi-lagi adalah soal proses. Untuk menaikkan blog pribadi jadi urutan atas di mesin pencarian Google, tentu bisa menggunakan ‘trik khusus’. Namun, perlu diingat, jika blog bukan dibuat untuk bisnis, keberadaan blog di bagian paling atas mesin pencarian Google menggunakan ‘trik khusus’, bisa jadi tidak terlalu berarti banyak bagi datangnya pembaca.
Blog tentu bisa naik secara alami. Google otomatis akan menaikkan blog yang sering memerbarui kontennya. Ya… ibarat orang dagang, siapa sih yang tidak suka produknya dipakai? Itu dianggap promosi, sehingga blog yang sering memerbarui kontennya akan diutamakan di mesin pencari sebagai kompensasi. Ingat… berlaku utamanya untuk konten yang original loh ya. Begitu sih kata blog-blog sebelah.
Dengan ini, kamu juga jadi terpacu buat terus menulis dan mencari-cari ide. Lebih bermanfaat juga buat dirimu ketimbang memakai ‘trik khusus’, bukan?
Kemudian, pemilik blog juga bisa melakukan blog walking. Istilah ini pasti akrab kamu lihat di blog-blog sebelah. Namun, blog-blog sebelah bisa jadi hanya menjelaskan blog walking seperti ini; dengan cara meninggalkan jejak komentar di blog orang lain, akan menambah kata kunci nama kita di mesin pencarian Google yang juga berimbas pada blog pribadi.
Sesungguhnya, blog walking bisa dimaknai lebih dari itu. Logikanya begini, bagaimana kamu bisa punya pembaca jika tidak mau membaca? Seterkenal apa sih dikau ini? Sampai berharap pembaca bisa datang sendiri padamu. Seberapa tinggi kualitas tulisan kamu sih? Sampai orang yang tidak kenal kamu rela menculik sedikit waktu buat membaca tulisanmu.
Membaca blog orang lain kemudian mengapresiasinya dalam bentuk komentar, akan membentuk ikatan pembaca dan penulis bahkan pertemanan. Orang yang kamu kunjungi blognya tentu akan merasa senang. Mereka dengan kesadaran sendiri akan mengunjungi blogmu di waktu lain. Tapi ingat, baca sepenuh hati, komentar dengan sepenuhnya apresiasi. Jangan sampai kamu sekadar berkomentar,”Bagus, Kak.” atau “Keren, Kak…” padahal, kamu tidak membaca keseluruhan isinya. Apalagi kamu menyisipkan di baris selanjutnya,”Kunjungi blogku juga ya di blablabla. blogspot.”
Nah… komentar yang begini ini nih yang terkesan kamu mengunjungi blog seseorang bukan untuk membaca tulisannya. Tidak akan ada ikatan antara penulis dan pembaca apalagi pertemanan di sini.
Bagaimana? Sudah siap nge-blog?
6 comments:
Hai... aku silent reader...
.
.
jangan lupa berkunjung ke @kdook.blogspot.co.id
Ya, Tuhan...
Mas... sungguhan komen begini nih xD kwkw...
Silent reader yang ngaku. Mungkin bisa diganti nama jadi vibrate reader :p
Hai kak. Tulisannya keren.
Bahahahaha......*minta ditujes Poppy*
wkaowoakwok.. kan kamu yang minta dikomeng begitu... jaja
kunjungi balik lah T.T >> klik ini
Siap, laksanakan!!!
Tulisannya bagus kak, yuk saling berkunjung *uppss :-D
Harus jadi pembaca jika ingin dibaca juga, ashiappp.
Post a Comment