Beberapa waktu lalu,
seorang teman yang baru saya kenal tertipu sebuah penerbit indie. Saya tidak
perlu sebut namanya dan apa penerbitnya. Saya sendiri, baru mengenal teman ini
pada sebuah bedah buku di Malang. Dia masih sangat muda dan mengakui kesalahannya
memilih penerbit indie. Saat menerbitkan indie, diakuinya penerbit dia pilih
hanya sekadar hasil browsing random di internet.
Ternyata memilih
penerbit indie pun tidak bisa asal tunjuk. Berikut tips-tips memilih penerbit
indie:
1.
Ikut
Bedah Buku
Coba
ikuti informasi di komunitas-komunitas menulis di kotamu. Biasanya, bedah buku
jadi salah satu agenda dari sebuah komunitas menulis. Tidak hanya bedah buku
dari penerbit mayor, bedah buku juga dilaksanakan untuk buku terbitan indie.
Beberapa
contoh, buku puisi Meditasi Kimchi tulisan Tengsoe Tjahjono, terbitan Pelangi Sastra Publishing. Buku tersebut, dibedah di Gubuk Tulis dalam salah satu agenda
bulan literasi. Kemudian, kumpulan cerpen Ria A.S terbitan Dream Litera yang dibedah
di Radar Malang dan Kafe Pustaka bersama Pelangi Sastra Malang.
Mengikuti
bedah buku, memerkaya pandangan kita soal jenis tulisan, profil penulis dan
nama-nama penerbit yang dipergunakan si penulis.
Kalaupun kotamu tidak akrab dengan komunitas menulis yang bisa memertemukan langsung
antar anggotanya, kamu tetap bisa mengikuti komunitas menulis di sosial media,
meski untuk poin satu ini saya sarankan lebih berhati-hati mengingat pertemuan
nyata belum pernah terjadi.
Suasana Bedah Buku Tengsoe Tjahjono bersama Gubuk Tulis. Sumber: Gubuk Tulis Dot Kom |
Suasana bedah buku Aku Menganlnya Dalam Diam, Ria A.S di Kafe Pustaka UM. Sumber: Dokumentasi Ria. A.S |
2.
Beli
Buku-buku Terbitan Indie
Terlepas
rasa kecewamu soal baik buruknya kualitas buku (kualitas tulisan, kertas,
kaver), cobalah membeli buku terbitan indie dari penerbit dan penulis yang
berbeda. Dengan demikian, kamu akan mengetahui kualitas cetak dari berbagai
penerbit. Tidak hanya itu, dengan membeli buku-buku dari berbagai
penerbit dan penulis yang berbeda, juga akan memerkaya pengetahuanmu soal
bagaimana menata kaver secantik mungkin, proses penjualan hingga editing dan
layout.
Buku-buku terbitan indie koleksi saya. Sumber: https://www.instagram.com/trisnayantip/ |
3.
Kepo
Profil Penulis
Kredibelitas penulis bisa membantumu
memilih penerbit yang baik. Kamu bisa mengecek kredibelitas penulis dari rekam
jejaknya di internet, karya hingga pemberitaan. Felix K. Nesi dan Kholid
Amrulloh misalnya, dengan kredibelitas mereka berdua, bisa dipastikan bahwa
mereka tidak akan sembarang memilih penerbit indie. Buku Felix K. Nesi, Usaha
Membunuh Sepi, terbit di Pelangi Sastra Publishing dan Kholid Amrulloh, Berita Dari Kurawan, terbit di Dream Litera. Kamu bisa memilih penerbit serupa dengan
nama-nama kredibel yang kamu kepoi. Saya tidak bilang mesti Dream Litera atau
Pelangi Sastra Publishing, bisa juga penerbit indie lainnya. Dua penerbit ini
cuma pemisalan, karena kebetulan saya tahu bagaimana kualitas cetakan dan
nama-nama penulisnya.
Usaha Membunuh Sepi, tulisan Felix K. Nesi, penulis terpilih Makassar International Writers Festival (MIWF). Sumber: Gugel |
Berita Dari Kurawan, tulisan Kholid Amrulloh, editor Ruang Scripta Radar Malang. Sumber: Gugel |
4.
Waspadai
Kebijakan Penerbit
Penerbit
indie kredibel, justru tidak akan mengadakan event-event ganjil seperti yang saya
bahas dalam esai yang terbit di Radar Malang pada 2015, Iming-iming Antologi Ala Penerbit Indie.
Penerbit kredibel, justru tidak hanya eksis di dunia maya namun juga eksis di
dunia nyata. Selain soal eksis tidak hanya di dunia maya, ciri kredibel juga
ketika kamu bisa dengan mudah mengetahui latar belakang hingga wajah dari para
pengurus penerbitan dengan mudah. Pojok Cerpen
misalnya, para punggawanya sempat mengadakan talkshow mengenai penerbitan indie
di Pesta Malang Sejuta Buku. Keberadaan mereka dalam talkshow, memberi
kesempatan padamu untuk mengenali mereka secara langsung.
Talkshow bersama Pojok Cerpen, Buku Indie Pintu Menuju Kemerdekaan Literasi. Sumber: Dokumentasi pribadi. |
Pojok Cerpen (PoCer) dan penerbit-penerbit yang tergabung di dalmnya. Sumber: https://bukupocer.com/ |
Sumber: Facebook |
Selain
soal event, perhatikan juga kebijakan penerbit. Penerbit kredibel, dengan jelas
akan menjelaskan kebijakan atau bentuk kerjasama di depan umum. Sebagai contoh,
pada website Dream Litera.
Ada
juga penerbit Basa Basi yang merupakan lini pernbitan indie dari Diva Press. Kebijakan-kebijakan
Basa Basi, dapat dilihat dari facebook CEO Diva Press, Edi Mulyono. Dengan
jelas, penerbit Basa Basi menerapkan kebijakan royalti yang serupa dengan
penerbit mayor, jadi penulis tidak mengeluarkan modal sendiri untuk menerbitkan
buku.
Gunawan Tri Admodjo bukunya diterbitnkan Basa Basi. Sumber: FB Edi Mulyono |
Jadi, mana pernebit indie pilihanmu?
Edit 29 Desember 2020
Dear penyintas kekerasan seksual di mana pun kamu berada. Maafkan kalau di tulisan ini ternyata ada nama-nama pendukung pelaku yang sudah menghancurkan hidupmu. Maaf sudah gagal menciptakan ruang aman buatmu dan hingga sekarang, nama-nama itu masih terus menjual isu kemanusiaan, perempuan, bahkan isu kekerasan seksual. Tulisan ini tidak akan dihapus sebagai pengingat. Baca juga kasus UIN.
No comments:
Post a Comment