Sunday, April 12, 2015

Kencan

Bip Bip
Pesan masuk.
From: Cuma Bercanda
22:08
Sheil. Tidur yang nyenyak. Mimpi yang bagus-bagus. Kalau aku pulang nanti, kita harus kencan. Nanti kalau sudah dikirim kehutan sana, jaga kesehatan yang bener.
Aku menelan ludah. Hah… dia lagi. Mas Kakak! Dia bilang mimpi yang bagus-bagus? Dia bilang kencan? Dia bilang jaga kesehatan? Manis sekali…
Sepikan dia bau romance nih ceritanya? Ndak bau triller lagi?
Aku sering bilang, sebagian besar orang menyangka tulisan seseorang mencerminkan diri orang tersebut. Aku nulis genre triller. Mas Kakak nyepik aku pakai sepikan bau triller. Pastilah dia satu dari banyak orang yang menganggap bahwa tulisan adalah cerminan diri seseorang. Cermin diriku dianggap triller dan ramuan sepik yang pas buatku pun, berbau triller, sepertinya Mas Kakak berpikir begitu.
Akhirnya, aku mendeklarasikan diri untuk belok genre dari triller ke romance. Harapanku, dengan belok genre ke romance, sepikan Mas Kakak jadi bau romance juga. Mas Kakak rupanya dengar soal deklarasiku itu. Dia ndak tega, kalau aku sampai belok genre. Dia paham, penulis kelas status fesbuk macam aku ini pasti berat tugasnya kalau mesti diajak belok genre. Dia ngalah. Dia akhirnya ngasih sepikan bau romance tanpa mesti aku belok genre.
Oh… eh? Tapi benarkah Mas Kakak sebegitu pedulinya pada aku?
Jangan-jangan, pesan pendek itu, dia kirim ke banyak kontak. Tinggal ganti saja nama depan kontak yang mau dituju. Skandal dalam tulisan-tulisan romance kan memang begitu biasanya? Jaring seluasnya… lalu tarik sedapatnya. Begitu bukan? Kalau tidak salah, itu namanya flamboyan. Perempuan waras mana saja, pasti tersanjung dengan sepikan romance bikinan Mas Kakak ini.
Ah… aku rasa… lebih baik, Mas Kakak balik pakai bahan sepik yang bau triller itu saja deh. Aku merasa lebih istimewa dengan bahan semacam itu. Dari sekian banyak perempuan yang di jaring oleh Mas Kakak, aku rasa, yang bakal menerima sepikan bau triller itu dengan girang- girang merinding, cuma aku. Jadi, ada satu sepik khusus yang cuma bisa di gunakan pada aku, bukan pada perempuan lain. Dan itu, sepik bau triller tentu saja. Manisnya…
Eh, ngomong-ngomong… aku belum juga balas pesan singkat dari Mas Kakak. Pesan singkat itu, aku ketik di awal tulisan ini. Aku rasa, pesan singkat itu ndak mengandung tanda tanya sama sekali, jadi… ndak dibalas pun ndak masalah kan?

No comments: