Saya akhirnya ikutan bahas buku karya Dijah
Yellow nih. Dijah yang punya nama
asli Hodijah ini awalnya terkenal melalui akun instagramnya. Foto-foto Hodijah
dengan baju-baju kuningnya inilah yang jadi awalan Hodijah menjadi bahan
pembicaraan hingga olok-olokan. Hodijah di anggap kelewat alay dalam gaya foto dan berbusana apalagi dengan wajahnya yang
bisa di bilang memang ndak terlalu
cantik.
Awalnya sih,
saya kenal si Hodijah ini dari sepupu saya yang sekarang kelas sembilan. Bulan
puasa tahun lalu, dia cerita soal Hodijah yang masuk acara tivi. “Itu loh… si Dijah Yellow yang suka pakai baju warna kuning,”
itulah penjelasan singkat dari sepupu saya ketika saya tanya kenapa Hodijah
mendadak beken dan bolak balik muncul
di tivi. Dari cerita sepupu saya
itulah, saya mulai membuka gugel untuk mencari foto-foto Hodijah. Dan… oh
baiklah, dia cuma perempuan muda yang aktualisasi diri dengan kostum kuning dan
gaya fotonya itu kok. Setelah beberapa kali saya menemukan foto-foto Hodijah
dari gugel, saya akhirnya lupa dengan fenomena Hodijah.
Saya mulai ingat kembali dengan Hodijah
ketika teman-teman yang katanya penulis mulai berbagi tautan mengenai buku
Hodijah dan tulisan CEO Diva Press yang intinya mengulas buku Hodijah sebagai
satu bentuk karya yang tidak perlu terlalu di hujat. Karya Hodijah dianggap
sebagi pendobrak kaidah EYD selama ini. Dalam ulasan tersebut, di pakai juga
kata-kata semacam hiperrealitas sebagai
salah satu gambaran dari naskah yang di tulis oleh Hodijah. Saya ndak paham juga sih dengan istilah tersebut. Hodijah barangkali lebih paham makna
dari istilah tersebut, makanya dia bisa menulis naskah yang salah satunya di
gambarkan dengan kata hipperrealistas.
Saya pun akhirnya mendownload sample buku Hodijah dari nulisbuku.com. nulisbuku.com adalah
penerbit online yang meluncurkan buku Hodijah. Buku Hodijah dijual seharga
145.000 dan sialnya itu seharga buku The
Process Of Parenting tulisan Jane Brooks yang saya beli dari toko buku
Togamas tahun lalu. Hahaa.. Jane Brooks setara Hodijah niyeee harga bukunya.
Memang komentar teman-teman benar soal buku
Hodijah. Buku yang berjudul Rembulan Love ini di terbitkan tanpa proses
editing. Salah seorang teman bahkan ada yang menyatakan sikap kontra terhadap
buku Hodijah. Padahal, dia sendiri juga tipe penulis yang pro dengan maunya
pasar dengan menulis naskah-naskah berbau korea. Hei? Apa bedanya dengan buku
Hodijah yang mengandalkan sensasi terkini dan mau pasar yang cenderung ingin
tulisan-tulisan ringan dan menghibur?
Barangkali, teman saya itu merasa sudah lebih
bekerja keras dan bisa menulis jauh lebih baik ketimbang Hodijah. Jadi, dia
merasa terluka dengan kenyataan Hodijah yang bukunya mendadak jadi buah bibir
dengan kemampuannya yang dianggap cuma segitu.
Terlepas pro dan kontra yang terjadi, saya
sendiri menikmati buku bikinan Hodijah, meski cukup melelahkan membaca
tulisannya yang tidak lebih rapi ketimbang tulisan saya yang tergolong juga masih
berantakan dalam memenuhi kaidah EYD.
Hodijah menulis dengan ekspresi sehari-hari
yang cukup membuat saya tertawa. Emoticon senyum yang di sisipkan dalam tulisannya
melalui rangkaian tanda baca seperti: ^_^ juga cukup membuat geli. Ini semacam
mengintip kemudian membaca buku diary
seseorang. Yah, anggap saja begitu biar alis mata kalian yang membaca buku
Hodijah tidak perlu mengerut tegang.
Dengan harga segitu, saya sendiri ogah untuk
beli buku Hodijah. Saya tidak pro dan tidak juga kontra. Saya anggap semua ini
sebagai pembelajaran dimana insting bisnis orang-orang yang menggosok Hodijah
untuk menelurkan buku luar biasa tajam ternyata. Beragam sensasi di sajikan
mulai dari pemilihan penulis, yaitu Hodijah hingga sajian tulisan itu sendiri.
Semakin banyak pro dan kontra, semakin buku Hodijah ramai di bicarakan.
Hodijah juga menulis dalam akun twitternya
bahwa buku setebal 200 halaman itu hanya dia selesaikan dalam waktu sembilan
atau sepuluh hari. Saya bahkan sampai berpikir, apa Hodijah memakai jasa ghost writer ya? Ah… tapi lupakan saja.
Toh, buku Hodijah ini kemungkinan memang di luncurkan untuk menimbulkan
keresahan dan mengeruk keuntungan secepatnya oleh para pebisnis di balik buku
tersebut. Fenomena buku Hodijah ini bakal hilang dengan sendirinya ketika
orang-orang yang merasa kontra tidak getol mengumumkan sikap kontranya
masing-masing.
Semakin banyak orang latah bahas Hodijah,
semakin beken Hodijah dan segala sensasinya. Wah, ini saya juga latah bahas
Hodijah. Bolehlah Hodijah matur terimakasih pada saya yang latah bahas dia.
Semoga karena tulisan saya ini, Hodijah terbantu jadi makin beken… aku mumumu sama kamu Dijah. Terus
hibur kami dengan sensasi dan karya-karyamu selanjutnya. Menghibur orang juga
perbuatan baik kan?
1 comment:
Hey Kak, excuse me, I would really appreciate if u let me know wdyt bout' this one :
http://bradleykuper.blogspot.co.id/2016/12/monyet-itu-beranjak-dewasa.html
Feel free to comment Kaa, and i'm open for critics :)
Post a Comment