Bip Bip
Pesan
masuk.
”
From: Cuma Bercanda
22:08
Sheil.
Tidur yang nyenyak. Mimpi yang bagus-bagus. Kalau aku pulang nanti, kita harus
kencan. Nanti kalau sudah dikirim kehutan sana, jaga kesehatan yang bener.
“
Aku
menelan ludah. Hah… dia lagi. Mas Kakak! Dia bilang mimpi yang bagus-bagus? Dia
bilang kencan? Dia bilang jaga kesehatan? Manis sekali…
Sepikan
dia bau romance nih ceritanya? Ndak
bau triller lagi?
Aku
sering bilang, sebagian besar orang menyangka tulisan seseorang mencerminkan
diri orang tersebut. Aku nulis genre triller.
Mas Kakak nyepik aku pakai sepikan bau triller. Pastilah dia satu dari banyak orang yang menganggap bahwa tulisan
adalah cerminan diri seseorang. Cermin diriku dianggap triller dan ramuan sepik yang pas buatku pun, berbau triller,
sepertinya Mas Kakak berpikir begitu.
Akhirnya,
aku mendeklarasikan diri untuk belok genre dari triller ke romance. Harapanku,
dengan belok genre ke romance, sepikan Mas Kakak jadi bau romance juga. Mas
Kakak rupanya dengar soal deklarasiku itu. Dia ndak tega, kalau aku sampai belok genre. Dia paham, penulis kelas
status fesbuk macam aku ini pasti berat tugasnya kalau mesti diajak belok
genre. Dia ngalah. Dia akhirnya ngasih
sepikan bau romance tanpa mesti aku belok genre.
Oh…
eh? Tapi benarkah Mas Kakak sebegitu pedulinya pada aku?
Jangan-jangan,
pesan pendek itu, dia kirim ke banyak kontak. Tinggal ganti saja nama depan
kontak yang mau dituju. Skandal dalam tulisan-tulisan romance kan memang begitu
biasanya? Jaring seluasnya… lalu tarik sedapatnya. Begitu bukan? Kalau tidak
salah, itu namanya flamboyan. Perempuan waras mana saja, pasti tersanjung
dengan sepikan romance bikinan Mas
Kakak ini.
Ah…
aku rasa… lebih baik, Mas Kakak balik pakai bahan sepik yang bau triller itu saja deh.
Aku merasa lebih istimewa dengan bahan semacam itu. Dari sekian banyak
perempuan yang di jaring oleh Mas Kakak, aku rasa, yang bakal menerima sepikan bau triller itu dengan girang-
girang merinding, cuma aku. Jadi, ada satu sepik
khusus yang cuma bisa di gunakan pada aku, bukan pada perempuan lain. Dan itu, sepik bau triller tentu saja. Manisnya…
Eh,
ngomong-ngomong… aku belum juga balas pesan singkat dari Mas Kakak. Pesan singkat
itu, aku ketik di awal tulisan ini. Aku rasa, pesan singkat itu ndak mengandung tanda tanya sama sekali,
jadi… ndak dibalas pun ndak masalah
kan?
No comments:
Post a Comment