Malang, 27 april 2013
12.00 am
12.00 am
Semakin hari, aku semakin banyak
menerima pesan- pesan buruk soal kamu dari yang lain.
Aku ingin menghardik mereka, memutar
kepala mereka 180 derajat biar mereka melek lihat sisi baikmu.
Namun nyata, yang mereka bilang soal
kamu bukan pesan- pesan buatan, bukan pesan- pesan berbumbu. Itu sisi lainmu,
sisi lainmu yang sungguh bikin yang lain ingin mencekik kamu. Sebaliknya aku,
aku habis- habisan merangkul kamu, berkata ini dan itu berharap kita bisa
bergandeng tangan selamanya mengingat sama kita punya susunan ambisi yang
tertata meski tidak serupa.
Tahu tidak? Aku membela kamu, aku sudah
sering memutar kepala yang lain sekuatnya aku biar mereka mau.. mau melihat
sisimu yang lain.. biar pesan- pesan busuk itu habis
harapku..
Tahu tidak? Aku membela kamu, pedasnya
lidahku buad hal- hal tidak benar yang kamu lakukan biar matamu melek bahwa itu
tidak patut kamu genggam.
Aku sangat sayang padamu..
Sangat..
Sangat..
Kamu terluka, aku terluka. Kamu senang,
aku senang.
Kuminta persaudaraan yang tulus..
Semurninya persaudaraan..
Tapi maha sulit..
Maha sulit buad mu..
Di akhir, kamu sering tidak menatap
aku. Bola mata milikmu hilir mudik kesana- kemari, kemana saja asal tidak
menangkap gurat wajahku.
Tahu tidak? Itu namanya bikin luka.
Luka padamu..
Luka padaku..
Di akhir kamu meludahi aku. Merampas
dengan kasar itikad persaudaraan yang aku genggam.
Jika saja kita masih bisa saling
menggandeng hari ini..
Jika saja..
Kupastikan kamu kubuat bangun dari hal-
hal yang tidak patut kamu genggam biar pesan- pesan busuk itu jadi amplop lusuh
yang kosong tanpa carik- carik hal buruk soal kamu..
No comments:
Post a Comment