Wednesday, January 18, 2017

Penulis Puisi, Pada Lajurnya yang Pengecut


“Saya mohon… berhentilah kamu minum. Badanmu tidak bakal kuat.”
“Kamu tidak bakal mengerti. Ini lajurnya lelaki…”
“Tapi, badanmu tidak bakal kuat.”
“Saya hanya butuh pembiasaan. Dan lagi, tiap saya minum, buku-buku yang saya baca jadi lebih ringan masuk dalam kepala. Saya juga jadi lebih banyak membikin puisi-puisi bagus. Kepala saya rasanya ringan.”
“Jadi, sebenarnya hanya karena itu? Hanya karena kepalamu jadi ringan dan kamu rasa bisa lebih melakukan banyak hal?”
“Ya… kamu tidak bakal paham.”
“Pengecut…”
“Heh? Bagaimana bisa?”
“Iya. Kamu pengecut, sekadar lari dari kenyataan yang membikin berat kepalamu. Kalau kamu tidak pengecut, kamu bakal berani membaca buku dan membikin puisi tanpa minuman-minuman itu. Dan kamu bakal tetap membaca buku dengan baik, juga menghasilkan banyak puisi dalam sesak dan beratnya kepalamu.”

No comments: