Wednesday, March 11, 2015

Adikku Jatuh Cinta, Katanya (Bagian 2)


Adikku rindu nyaman. Dia tahu. Dia senang. Dia bikin Adikku nyaman.
“Aku sayang Dia! Sebagai kakak!” aku melihat bola mata Adikku berkaca-kaca. Dia susun kalimat seolah menuruti mauku. ‘Sebagai kakak’ adalah mauku. ‘Sayang’ adalah maunya Adikku. Adikku, mau aku lengah dengan kalimat ‘Sayang sebagai kakak’. Aku akan mengurangi volume teriakanku setelah lengah. Setelahnya, Adikku akan mulai mengakui, ‘Sayang sebagai kakak’ cuma kalimat untuk mengurangi volume teriakanku. Sebenarnya, Adikku ingin bilang ‘Cinta Dia’ bukan ‘Sayang sebagai kakak’.
“Dik. Dia berengsek,” aku mengurangi volume suaraku. Aku buat Adikku percaya kalau kalimat palsunya bikin aku lengah.
“Aku tahu,” Adikku jauh merendehkan suaranya sekarang. Dia sedang menata nada bicaranya. Seolah, dia menyerah dan bakal menurut pada aku.
“Dik. Kamu jatuh cinta,”
“Tidak. Kakak salah,”
Aku menepuk pundaknya.
“Dik. Ini yang terakhir. Dia berengsek,” Adikku menangkis sentuhanku.
SELESAI

No comments: