“Jujur saja, metode ini merupakan metode coba-coba yang saya rangkai
dalam salah satu lamunan saya sehari-hari. Saya hanya berpikir bagaimana
masing-masing orang berani di kritik dan mengritik tanpa merasa ragu akan
kemampuan diri dan barangkali merasa tabu akan siapa yang hendak di kritik.
Senang bahwa metode ini ternyata berkesan. Semoga bermanfaat dan boleh bagi
siapa saja yang ingin mengembangkan.” Salam, Poppy Trisnayanti Puspitasari.
Oleh Mavalda Junia Sahanah
Dimuat di Harian SURYA, 16 Maret 2015
DISKUSI Mahasiswa Peneliti Penulis Produktif (MP3) BEM
Universitas Negeri Malang, Selasa (3/3/2015) lalu terasa beda karena setiap
peserta 'diharuskan' mengkritik karya peserta lain.
Peserta
MP3 sore itu hanya sembilan orang. Justru dengan peserta yang sedikit, peserta
diharapkan lebih intensif belajar menulis cerpen dan blak-blakan mengkritik
karya peserta lain. Itu yang diharapkan Poppy Trisnayanti Puspitasari, pemateri
diskusi MP3.
Peserta
diminta mengumpulkan cerpen karya sendiri tanpa diberi nama, termasuk pemateri
sendiri. Pemateri mengacak karya yang sudah dikumpulkan dan dibagikan kepada
para peserta. Jadi, peserta dan pemateri membawa karya orang lain untuk
dikritik. Dengan begitu, tak ada rasa sungkan ketika mengkritik karya orang
mereka yang lebih dulu terjun di dunia sastra. Dan tidak juga menyepelekan
karya para pemula.
Antusiasme
peserta terlihat ketika mereka melontarkan kritik terhadap cerpen karya peserta
lain. Pertama, mereka menceritakan kembali isi cerpen kemudian melontarkan
koreksinya dari ejaan yang disempurnakan, struktur cerpen, sampai logis
tidaknya isi cerpen.
Dengan
metode tersebut, belajar menulis akan lebih efektif dan efisien karena peserta
dipaksa mencari kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam cerpen. Bermula
dari hal tersebut, peserta akan lebih mudah menakar ukuran cerpen yang baik.
Selain menumbuhkan kepekaan peserta terhadap realita kehidupan yang dapat
ditulis dalam karya, serta melatih peserta menjadi kritikus sastra yang
berkualitas.
Tidak
hanya penulis, kritik juga membangun kritikus agar lebih baik lagi dan
berhati-hati dalam menakar karyanya sehingga tulisannya dapat dinikmati
pembaca. Mari mengkritik...
Di catut dari: http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/16/begini-cara-mengkritik-yang-benar
Di catut dari: http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/16/begini-cara-mengkritik-yang-benar
No comments:
Post a Comment