|
Aku terus memandangi Maria. Dia menarik napasnya dalam betul,
sebelum menoleh pada aku. Soal rokoknya, dia tahu aku punya rencana buat
bertanya.
"Rokok adalah pakaian yang belum bisa disajikan
sebagai pilihan pada putrinya kak Agni. Dia pasti bakal mengetahuinya sebagai
salah satu pilihan pakaian. Semuanya kelak, bukan saat ini."
ucap Maria sambil badannya mulai bangkit dari kursi. Dengan luwes dia
berjongkok sambil merentangkan tangannya di dekat kaki meja. Putri kak Agni
buru-buru berlari kecil menghampiri Maria, kemudian memeluknya.
Aku tersenyum tipis yang aku yakin Maria maupun kak Agni
tidak bakal bisa melihatnya. Maria hanya berganti kesenangan, dari coklat
menuju rokok. Soal hal lain dia tidak berubah, salah satunya perkara
kelembutannya pada anak-anak.
Sebuah cerita
yang tidak bakal selesai…
No comments:
Post a Comment