Friday, December 30, 2016

Nasi Ayam, Pada Suatu Petang

Warung yang utamanya menyajikan nasi dan ayam itu, membuka cabang pada tiap tempat strategis di kota. Kamu mesti mengantri cukup panjang, menyebut pesananmu, namamu kemudian membayarnya, baru memilih tempat duduk, jika ingin makan di sana.
Banyak orang yang sepertimu, serius menyebutkan nama. Nama yang sesungguhnya. Barangkali, rasa lapar lebih bikin niatmu fokus, segera meenyebut pesanan, namamu, membayar dan buru-buru mencari tempat duduk.
Para pegawai di warung itu, bakal menyebut namamu di depan pintu, sebelum kamu mengangkat tangan dan mereka menyerahkan pesanan itu padamu. Petang itu, semuanya pun sama. Kamu lihat orang-orang sibuk dengan ponsel mereka, sibuk mengunyah ayam bersama dua potong ketimun, atau sibuk membenahi wajah yang kalut. Petang nyaris serupa, jika saja salah seorang pegawai tidak meneriakkan satu nama tokoh anime yang sempat booming; Uzumaki Naruto. Jelas itu bukan nama asli si pemesan. Dia menggunakan nama itu sekadar buat bersenang-senang.
Namun, selama setengah menit, beberapa pegawai yang tengah kesulitan membawa gelas-gelas teh kelihatan terperangah, tersenyum tipis. Orang-orang yang sedang sibuk dengan ponsel mereka mendongak, kemudian tergelak. Sebagian lain berhenti mengunyah sejenak. Ada juga yang seperti kamu, yang selama setengah menit mendadak lupa, jumlah uang kuliah yang mesti kamu bayarkan paling lambat besok lusa.

Sedang lelaki dua puluhan, Uzumaki Naruto yang memesan nasi dan ayam itu, duduk di sudut ruangan sambil bersiul senang melihat pesanannya datang. Dia tidak pernah menyadari, berapa banyak orang yang sudah dibawanya kembali pulang, pada kebahagiaan, meski hanya setengah menit.

1 comment:

Taqin said...

Idenya bisa dicoba tuh.. Joss gandus