Tuesday, September 6, 2016

Mengapa (Tidak) Perlu Menjadi ‘Aktivis’?


“Mahasiswa PLS harus mengembangkan passionnya.”[1]

Prof. Dr. Supriyono, M.Pd

 Dosen PLS FIP UM, Dekan FIP 2012-awal 2015


Yang tersayang,
Adik-adik mahasiswa baru PLS UM, tahun berapapun kedatanganmu.

Dik, kamu mungkin akan sedikit terbengong ketika masuk dalam dunia kampus. Kakak-kakakmu memberondongmu dengan ajakan menjadi aktivis. Aktivis yang dimaknai mesti berkutat dalam organisasi kampus maupun luar kampus, barangkali… sebagian besar dimaknai demikian. Ya… harus organisasi…
Dik, mungkin kamu akan menemui banyak tulisan soal beda mahasiswa aktivis vs mahasiswa pasif. Dalam artikel tersebut, singkatan klise mahasiswa kura-kura (kuliah rapat), kupu-kupu (kuliah pulang) akan sering kamu lihat. Belum lagi tulisan soal betapa susah seorang aktivis mengatur waktunya biar seimbang dengan kuliah dan betapa hebat seorang aktivis bila mampu menyeimbangkan kegiatan organisasi dengan kuliahnya.
Tema-tema yang demikian itu sangat klise, Dik…
Biar saya kenalkan pada kamu mas Rino Hayyu Setyo (PLS 2010). Mas Rino merupakan alumnus PLS yang saat ini menjadi wartawan Radar Nganjuk. Di masa kuliahnya, mas Rino jago membikin puisi, kaya bacaan dan sempat menjadi ketua BEM FIP pada tahun 2013. Selain itu, mas Rino juga khas dengan gaya orasinya yang keras dan persuasif.
Beda lagi dengan mbak Delladino Argita (PLS 2011). Mantan ketua HMJ PLS tahun 2013 itu, selain aktif di organisasi politik kampus, dirinya juga aktif di lingkup pecinta alam UKM Jonggring Salaka UM. Mbak Della juga memiliki pekerjaan sampingan yang membikinnya memiliki penghasilan sendiri di masa kuliah.
Bagaimana dengan mbak Shinta Oktafiana (PLS 2011)? Lain cerita dari mas Rino dan mbak Della, mbak Shinta aktif dalam kepengurusan majalah Spektrum PLS. Bahkan, dirinya sempat menjadi pimpinan redaksi (pimred) dalam majalah tersebut. Di masa kuliah, dia sering terlihat wara-wiri mengumpulkan berita di dalam kampus.
Selain mas Rino, mbak Della dan mbak Shinta. Masih ada Wiwin Januaris (PLS 2012). Wiwin yang semasa kuliah juga berdagang gorengan untuk tambahan biaya hidupnya ini, aktif di UKM Sanggar Minat (Samin) UM. Profil Wiwin juga sempat dimuat di Warta FIP, majalah Komunikasi UM, dan Jawa Pos Radar Malang. Selain tekun mengikuti kompetisi seputar PKM dan LKTI hingga membawa nama UM, Wiwin juga sempat menjadi mahasiswa berprestasi (Mawapres) UM 2015 dan menjadi pembicara di berbagai acara terkait bidang yang ditekuninya.
Kemudian, ada Rian Firmansyah (PLS 2012). Rian sempat menjadi ketua unit aktifitas Opium FIP. Karir keorganisasiannya, masih berlanjut ketika dirinya menjadi wakil ketua BEM FIP di tahun 2015. Selain bergiat di organisasi politik, Rian memang menunjukkan minat yang besar pada bidang kesenian.
Di angkatan 2013, masih ada Eggif Rada Yuana Merdika yang aktif bergiat di UKM Blero UM, khususnya dalam divisi kentrung yang termasuk dalam seni pertunjukan tradisional. Selain Eggif, ada juga Nasyikhatur Rohmah yang aktif dalam gerakan sosial di daerah tempatnya tinggal, Gubuk Baca Lentera Negeri (GBLN). Kemudian, Yunita Ratna Wibawani yang masuk jajaran duta kampus UM. Juga Monica Widyaswari, yang menjadi layouter majalah Komunikasi UM sejak semester 4. Di tahun 2017 ini, Monica bahkan memeroleh medali emas dalam ajang PIMNAS, bersama timnya.
Bagaimana dengan Endah Rahmawati (PLS 2012)? Adik-adik barangkali akan asing dengan nama Endah. Bahkan, teman-teman sejawat pun bisa jadi tidak terlalu mengerti rekam jejak Endah. Endah memiliki keahlian di bidang make up. Namanya justru akrab di lingkungan luar kampus, dari kalangan profesional model hingga kalangan produsen sepatu berskala ekspor. Endah hingga kini, juga mampu membiayai dirinya sendiri dengan modal kesenangannya di bidang make up. Dirinya juga berkegiatan dan sangat mengenal masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.
Masih ada juga, Anastasia Okta Wulandari (PLS 2014). Kamu bisa simak profilnya yang sempat dimuat di Jawa Pos Radar Malang dan Harian Surya. Jika kamu ingin baca profilnya, bisa degan menelusuri lewat gugel, dengan kata kunci nama lengkapnya dan duta kampus UM 2017. Belum lagi Putri Riza Umami (PLS 2014) yang aktif dan sempat menjadi ketua perempuan pertama di unit aktivitas OPIUM FIP. Jangan lupakan juga Maulana (PLS 2015), yang punya passion di bidang wirausaha, dengan membuka sablon Cak Na.
Untuk adik-adik yang saya sayangi. Kamu tidak perlu terpatok batasan menjadi aktivis, yang mesti masuk dalam organisasi tertentu. Jika kamu menyenangi dunia keorganisasian dan politik, kamu tidak perlu memaksa diri menekuni dunia kompetisi yang membawa nama kampus seperti Wiwin. Lain lagi, jika kamu menyenangi dunia seni, kamu tidak perlu memaksa diri menekuni dunia keorganisasian politik seperti halnya mas Rino. Bukan masalah juga, jika dirimu memilih mengembangkan passion di luar keorganisasian seperti Endah atau lebih senang berbaur dengan masyarakat seperti Rohmah, bahkan berwirausaha seperti Maulana.
Ada banyak pilihan beraktifitas bagimu, Dik. Semua semestinya memang kamu sesuaikan dengan apa yang kamu senangi. Bukan masalah, apakah kegiatanmu itu terlihat di dalam atau di luar kampus. Ini semua soal bagaimana kamu mengenali potensi dirimu sendiri, bukan soal batasan definisi apa sesungguhnya aktivis itu dari orang lain.
Tentu masih sangat banyak cerita mahasiswa PLS dengan masing-masing passionnya. Tulisan sederhana ini, tidak bakal mampu menampung semua cerita-cerita itu.
Terakhir…
Selamat datang dan selamat menjalani kehidupan kampusmu, Dik…


Salam,
Penuh Cinta.
Poppy, PLS UM 2012.

Tentang Penulis
Poppy Trisnayanti Puspitasari, merupakan mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Malang (UM) angkatan 2012.

Poppy mengaku sangat menyukai biji semangka dan kuteks warna hitam. Selain masih belajar membaca, menulis dan bergaul, dirinya dapat ditemui di instagram dan twitter: trisnayantip juga blognya, http://semangkaaaaa.blogspot.com



[1] Pembukaan Seminar Nasional Art Of Education “Make a Fun Study By The Art” bersama Dik Doank, HMJ PLS FIP UM, 2014

CATATAN Oktober 2021; Sangat disayangkan, dua orang alumni yang saya sebut di atas ternyata bermasalah. Salah satunya ternyata pembully alias tukang rundung. Ia pernah menuduh beberapa adik tingkat yang dianggap kritis mencuri laptop. Ia pula memeras mereka dengan dalih laptop itu harus diganti. Saat ini, para adik tingkat yang pernah dirundung dan diperas ini sudah mendapat penghidupan yang lebih baik dan lintas profesi. Ada yang jadi akademisi, pegawai bank dll.

Untuk teman-teman yang mengalami hal buruk ini, saya mohon maaf karena betul baru tahu. Saya juga sengaja tidak akan menghapus nama yang bersangkutan sebagai pengingat. Toh ternyata, yang bersangkutan bermasalah bukan hanya dengan kalian. Menurut kesaksian teman di UKM, kakak tingkat ini nggak punya toleransi soal sesuatu yang nggak bisa saya bahas lengkap di sini.

Lalu ada lagi alumnus yang juga saya sebut di sini, ternyata pelaku kekerasan seksual dan sudah ditindak tegas. Untuk teman-teman yang pernah mengalami hal buruk dari yang bersangkutan, saya mohon maaf tidak menghapus namanya dari tulisan ini. Saya juga mohon maaf baru mengetahui hal buruk yang menimpamu. Biar nama dia ada di sini sebagai pengingat. 

Satu nama alumnus lainnya lagi dalam tulisan ini, ternyata bersikap abu-abu terhadap pelaku kekerasan seksual. Padahal ketika kasus tersebut naik, nama bekennya membuat banyak orang menyangka ia bakal peduli bahkan melindungi penyintas. Bersikap abu-abu artinya mendukung penindasan, mendukung pelaku.

Yang jelas... Apa yang kalian alami dari orang-orang ini valid, Rek. Jangan ragu bersuara. Lalu untuk adik-adik yang baru saja mengakses tulisan ini, jangan cemas. Di jurusan mana saja, pasti ada oknum bermasalah yang sama sekali bukan representasi jurusan. Sedang kakak-kakak kalian di PLS masih banyak banget yang keren dan punya adab. Kali lain saya akan bikin tulisan baru untuk membahas kakak-kakak ini. Nama-nama di sini, juga masih ada yang akan saya bahas ulang di tulisan yang baru kelak. 

4 comments:

Ummu Rahayu said...

Kalo kata Upin-Ipin dan kataku: betul betul betul.

Poppy Trisnayanti Puspitasari said...

Dan mbak Ummu dengan passion nulisnya :* sukses buat Sampit Menulis.

Unknown said...

Sial! Knpa gue br tau tulisan ini sekarang. Be yr self..

Poppy Trisnayanti Puspitasari said...

Semoga masih guna ini tulisan... Meski kamu udah kelar S1...